Zat Kimia Unik Diduga Penawar Diabetes

Suatu zat kimia yang ada secara ilmiah di sejumlah tanaman ditengarai dapat menyembuhkan dan membalik keadaan penyakit diabetes.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 21 Sep 2015, 18:31 WIB
Diterbitkan 21 Sep 2015, 18:31 WIB
Zat Kimia Unik Penyembuh Diabetes
Suatu zat kimia yang ada secara ilmiah di sejumlah tanaman ditengarai dapat menyembuhkan dan membalik keadaan penyakit diabetes.

Liputan6.com, New York - Penyakit diabetes merupakan salah satu penyakit yang paling ditakuti karena dampaknya yang mengerikan. Di seluruh dunia, diperkirakan ada sekitar 380 juta orang yang menderita penyakit kelainan metabolik ini.

Disebutkan dalam situs Spirit Science, diabetes merupakan penyakit otoimun yang menyebabkan kelenjar pankreas manusia gagal menghasilkan insulin-- hormon yang mengubah energi dari makanan yang dikonsumsi oleh manusia. Penderita akan mengalami pemudaran sistem kekebalan tubuh dan menyerang dan menghancurkan sel-sel penghasil insulin (yang disebut sel-sel beta) di dalam kelenjar pankreas.

Penyebab gangguan sistem kekebalan ini belum diketahui secara pasti, walaupun para ilmuwan menduga faktor keturunan (genetika) dan gaya hidup menjadi peran besar timbulnya penyakit ini. Hingga kini belum ada penawar yang mampu memecahkan teka-teki dari penyakit diabetes.

Pun demikian suatu zat kimia yang ada secara ilmiah terkandung dalam sejumlah tanaman diduga dapat menyembuhkan dan membalik keadaan penyakit tersebut. Zat kimia harmine ini merupakan kandungan utama bahan psikoaktif yang lazim disebut ayahuasca.

Melalui Wikipedia disebutkan bahwa zat ayahuasca dimanfaatkan sebagai obat tradisional dalam upacara spiritual penduduk pribumi Amazon di Peru. Kebanyakan para penggunanya mengaku mendengar perintah dari sang pohon ataupun roh sang pohon untuk menggunakan zat itu secara langsung.

Gambar dari Spirit Science.

Melalui penelitian di bawah pimpinan Sekolah Kedokteran Icahn di Mount Sinai yang didanai oleh JDRF dan Lembaga Kesehatan Nasional (National Institutes of Health, NIH) menemukan bahwa ketika diuji kepada 3 ekor tikus berbeda dan sebuah potongan jaringan (islet) manusia-- zat harmine dapat merangsang pembentukan sel beta, dan memperbaiki pengendalian glikemik. Dari pengamatan itu, olahan harmine diduga dapat memberikan penyembuhan penderita diabetes pada manusia.

Setelah penemuan itu para peneliti menemukan bahwa zat harmine dapat mereproduksi sel-sel beta dalam jaringan pembiakan, mereka kemudian menyisipkan irisan jaringan manusia ke dalam tikus yang menderita diabetes dan memberikan zat harmine.

pengujian ini memicu produksi sel beta, yang kemudian mengembalikan ambang glukosa darah ke tingkat normal. Zat harmine itu telah menaikkan jumlah sel-sel beta hingga tiga kali lipat di dalam kelenjar tikus-tikus percobaan.

Penelitian itu menjajal lebih dari 100.000 kemungkinan obat, dan hanya zat harmine sajalah yang mendorong pembiakkan sel beta penghasil insulin itu.

Hasil yang menjanjikan

Dikutip dari Science Daily, penulis senior Andrew Stewart, MD, yang sekaligus merupakan direktur di Lembaga Diabetes, Obesitas, dan Metabolisme di Sekolah Kedokteran Icahn, mengatakan.

“Hasil penelitian kami memberikan bukti kuat yang menunjukkan bahwa obat jenis harmine dapat membiakkan sel-sel beta manusia hingga ke ambang yang relevan untuk pengobatan diabetes.”

Gambar dari Spirit Science.

Namun ia mencoba untuk berhati-hati, ujarnya, “Walaupun masih banyak yang harus dilakukan untuk meningkatkan kepastian dan kekuatan harmine dan bahan-bahan turunannya, kami percaya bahwa hasil-hasil ini merupakan langkah kunci menuju penyembuhan diabetes secara berdayaguna di masa depan.”

Di lain pihak, sudah ada sejumlah perkembangan oleh Lembaga Sel Punca Harvard (Harvard Stem Cell Institute, HSCI). Para peneliti di sana baru saja menemukan caranya membuat sel-sel penghasil hormon insulin dalam jumlah besar. Menurut lembaga itu, terobosan ini sehebat perkembangan antibiotik.

Sel-sel beta yang dihasilkan dari sel-sel punca itu sedang diujicoba pada hewan-hewan percobaan. Para peneliti berharap agar ujicoba klinis dapat segera dilakukan. (Alx/Rcy)

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya