Liputan6.com, Jakarta - Kendati hingga sekarang ini belum ada kelompok yang bertanggung jawab atas serangan mematikan di Kota Paris yang menewaskan lebih dari 150 orang, beberapa akun di Twitter yang mengaku pendukung 'ISIS' merayakan ‘kemenangan’ mereka.
Dengan tagar Paris is Burning, mereka memposting kesenangannya atas teror yang penuh kekejian itu.
Para 'pendukung' tersebut memposting kicauan mereka tak lama setelah serangan berlangsung. Namun, tak beberapa lama, akun tersebut diblok, tak bisa terakses.
Salah satu akun @Turxxx316 sempat menuliskan pesan, "Wahai para penindas, kami datang dengan bom dan senjata, tunggu kami," tak beberapa lama setelah serangan berlangsung.
Baca Juga
Selang sekian jam kemudian, akun tersebut sudah tidak bisa diakses lagi, seperti dilansir dari NYDailyNews, Sabtu (14/11/2015).
Laman media sosial milik SITE, sebuah lembaga nirlaba antiteror bahkan menemukan beberapa pendukung 'ISIS' telah membuat meme bendera mereka berkibar di puncak Menara Eiffel, 1 jam setelah serangan berlangsung. Direktur SITE, Rita Katz meyakini mereka adalah benar pendukung gerakan militan itu.
"Saya tidak mau berspekulasi apakah benar mereka benar ISIS karena terlalu dini. Namun, tim kami bisa memastikan setidaknya mereka pendukung kelompok militan itu," tulisnya dalam Twitter pribadinya.
Presiden Prancis, Francois Hollande mengutuk serangan itu dan menyatakan negara dalam keadaan darurat. Dunia juga mengecam tragedi itu.
Di beberapa kota di Amerika Serikat yang pernah mengalami serangan serupa seperti New York dan Boston memperketat keamanan mereka. Sejumlah aset Prancis, kantor kedutaan dan konsulat Prancis di Washington DC dan Manhattan dijaga 2 kali lebih ketat dari biasanya.
NYDaily belum bisa menghubungi pihak perwakilan Twitter. Namun, salah satu staf menjawab pertanyaan media itu dengan salah satu klausul yang dimilikinya.
"Pengguna tidak boleh menggunakan layanan ini untuk kepentingan semacam mengancam dengan kekerasan, menyebarkan kebencian bahkan kegiatan terorisme," tulis pasal tersebut.
Tim invetigasi dari laman media itu menemukan siapapun yang menggunakan hastag Paris is Burning segera di-suspend atau diblok oleh media sosial dari AS itu.
Twitter sebelumnya pernah melakukan hal yang sama, memblokir akun-akun yang disinyalir milik anggota ISIS atau pendukungnya. Pada Maret 2015, ABCNews melaporkan 2.000 akun yang dicurigai bagian dari kelompok teror diblokir.
Salah satu pengamat terorisme di sosial media mengatakan Twitter melakukan hal itu dalam kurun waktu 2 minggu setelah para anggota militan itu bergerilya mempromosikan kegiatan mereka dalam setahun terakhir di sosial media. (Rie/Nil)
Advertisement