Kurang Dana, Kandidat Capres AS Partai Republik Undur Diri

Bobby Jindal, Gubernur Lousiana, pria keturunan India, dan kandidat termuda di Partai Republik AS mundur dari laga calon presiden AS.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 20 Nov 2015, 14:36 WIB
Diterbitkan 20 Nov 2015, 14:36 WIB
Tak Becus Kampanye, Kandidat Capres AS Partai Republik Undur Diri
Tak Becus Kampanye, Kandidat Capres AS Partai Republik Undur Diri, Bobby Jindal. (Nola)

Liputan6.com,Lousiana - Satu persatu kandidat calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik undur diri. Pada September lalu, capres nomor buntut Rick Perry kekurangan dana sehingga ia tak mungkin maju ke laga pemilihan capres dari partai berlambang gajah itu. Kali ini, kabar muram datang Gubernur Lousiana Bobby Jindal.

Jindal umumkan undur dirinya pada Selasa 17 November lalu, mengakhir 17 bulan kampanyenya. Pengumuman itu ia kabarkan saat diwawancara oleh Bret Bairer dari TV Fox.

"Ini bukan giliran saya," kata Jindal, 44 tahun, kandidat termuda di antara para calon presiden dari The Grand Old Party, nama lain dari Partai Republik, seperti dilansir Nola, Rabu 18 November 2015.

Banyak yang berpendapat bahwa kemunduran dirinya akibat ia tak becus mengurus dana Lousiana, negara bagian yang ia pimpin. Pada semester terkhir, negara bagian itu kekurangan uang sekitar AS$ 500 juta.

Kendati demikian, bukan karena itu alasan dia mundur, melainkan faktor kandidat sesama partai Republik yang membuat ia mundur. Tak cuma itu, dana pun jadi kendala.

"Kami banyak menghabiskan waktu membahas kebijakan, dan ini yang membuatku gila, belum lagi jadwal bertemu yang kadang tak terduga, jelas banyak sekali kepentingan," kata Jindal.

Rencananya, selain mundur dari kancah capres AS, ia juga akan meninggalkan kantor gubernur pada Januari 2016. Rencananya, ia akan kembali ke kantor lamanya, sebuah lembaga think tank, 'America Next' yang ia rancang beberapa tahun lalu.

 Baca Juga

Nomor Buncit

Setelah Rick Perry hengkang dari laga capres Republik karena berada di nomor buntut dan kekurangan dana, Jindal menggantikan posisinya itu. Apalagi saat Jindal pernah berkicau bahwa pria keturuan India itu kecewa dengan pendapatan kampanyenya. Isu bahwa ia akan mundur saat itu juga menyeruak.

Penduduk Lousiana juga tak begitu antusias meloloskan ambisi Jindal untuk jadi orang nomor satu AS. Rating persetujuan dari negara bagian yang ia pimpin hanya 20 persen. Lebih buruk dari mantan Presiden George W. Bush yang pernah dapatkan saat kampanyenya di masa lalu.

Kendati demikian, Jindal tak mau menyalahkan siapa-siapa atas faktor tersebut.

"Saya harus jelaskan, saya tidak menyalahkan siapa-siapa. Di akhir hari, hasil keseluruhan kampanye adalah tanggung jawab saya," kata Jindal kepada reporter pada 18 November. (Rie/Ein)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya