Liputan6.com, Ouagadougou - Presiden pertama sejak pemberontakan rakyat yang menggulingkan Presiden Burkina Faso sebelumnya, Blaise Compaore, sudah terpilih. Ia adalah Roch Marc Kristen Kabore.
"Kabore memenangkan pemilihan presiden di Burkina Faso. Kabore yang mantan perdana menteri memenangkan suara 53,5% pada Minggu, 29 November," kata Komisi Pemilihan Nasional Independen setempat seperti dikutip dari BBC, Selasa (1/12/2015).
"Pria 58 tahun itu memenangkan pemilihan langsung dan tidak perlu dilakukan putaran kedua," badan tersebut menjelaskan.
Advertisement
Saingan utamanya, mantan Menteri Keuangan dan Ekonomi Zephirin Diabre, hanya mengantongi 21,6% suara. Meski kalah, Diabre berlapang dada memberi selamat kepada Kabore.
Pada hari Minggu, saat pemilu digelar, antrean panjang dilaporkan terjadi di luar banyak TPS. Keamanan pun ditingkatkan. Sebanyak 25.000 tentara dan polisi dikerahkan di seluruh negeri, berikut pengamat asing yang mengawasi pemilihan.
Baca Juga
Pemilihan itu seyogianya diselenggarakan September, tetapi tertunda oleh kudeta gagal yang dipimpin oleh anggota pengawal elite presiden.
Sebelum terpilih sebagai Presiden Burkina Faso, Roch Marc Kristen Kabore menjabat sebagai Ketua Congress for Democracy and Progress Party atau Partai Kongres untuk Demokrasi dan Kemajuan (CDP). Ia hengkang pada 2014 akibat tak sepaham dengan orang nomor satu sebelumnya, Compaore.
Masa Transisi
Pemilihan itu dimaksudkan untuk menandai akhir dari masa transisi, berikut penghapusan aturan Compaore.
Compaore digulingkan setelah protes merebak pada Oktober 2014, ketika ia mencalonkan diri lagi untuk menjadi Presiden Burkina Faso 5 tahun mendatang. Padahal, dia telah berkuasa selama 27 tahun.
Compaore yang berusia 64 tahun kini tinggal di pengasingan di negara tetangga di Pantai Gading.**