Liputan6.com, Jakarta - Indonesia melakukan kerja sama dalam sejumlah hal dengan Australia sebagai bentuk hubungan bilateral kedua negara. Ada 3 poin kerja sama yang dilakukan oleh kedua negara.
"Ada 3 isu yang dbicarakan. 3 area isu ini adalah pertemuan pertama kali dan historical meeting," kata Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan di Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (21/12/2015).
Baca Juga
Adapun kerja sama itu diwakilkan oleh pihak-pihak terkait dari kedua negara. Dari Indonesia diwakilkan oleh Menko Polhukam Luhut, Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, dan Kepala BIN (Badan Intelijen Negara) Sutiyoso. Sedangkan dari Australia dihadiri Jaksa Agung George Brandis, Menteri Kehakiman Michael Keenan, Kepala Badan Intelijen Keamanan Duncan Lewis, dan Komisioner Australian Federal Police (AFP) Andrew Colvin.
Advertisement
Baca Juga
Luhut menjelaskan, 3 isu yang jadi poin kerjasama itu, yakni pertama soal counter terrorist, cyber security, dan intelligent operation. 3 poin itu akan diimplementasikan melalui teknis-teknis yang dibahas nantinya.
"Kita akan segera terjemahkan pertemuan ini dengan bentuk teknis nantinya," ucap eks Kepala Kantor Staf Presiden ini.
Lebih jauh Luhut menerangkan, bahwa kerja sama ini juga sebagai bentuk kekompakkan kedua negara dalam persoalan terorisme dunia. Termasuk juga menyelesaikan masalah di antara kedua negara di masa lalu.
Menurut Luhut, pertemuan dengan para pejabat pemerintah Australia ini akan menjadi pertemuan reguler di masa mendatang. Di mana selanjutnya pada tahun 2016 pemerintah Indonesia yang akan gantian berkunjung ke Australia.
Pada kesempatan yang sama, Jaksa Agung George Brandis mengatakan, pertemuan ini membahas kerja sama tentang keamanan dan masalah ketahanan terorisme. Misalnya terkait dengan adanya Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Kemudian pembahasan lain kerja sama intelijen.
"Saya diskusikan soal teroris secara umum dan spesifiknya Pak Luhut yang akan mengimplementasikan kerja samanya," ucap George.