Ekspresi Tak Biasa, Kim Jong-un Menangisi Jenazah Sang 'Kamerad'

Kim Jong-un tak hanya memimpin upacara penghormatan untuk Kim Yang-gon. Ia juga menyentuh wajah mendiang sambil menangis.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 01 Jan 2016, 12:48 WIB
Diterbitkan 01 Jan 2016, 12:48 WIB
Kim Jong-un menyentuh dan menangisi jenazah Kim Yang-gon
Kim Jong-un menyentuh dan menangisi jenazah Kim Yang-gon (Reuters)

Liputan6.com, Pyongyang - Kepergian Kim Yang-gon membuat hati Kim Jong-un lara. Pemimpin muda Korea Utara itu menangis di dekat jenazah tangan kanan sekaligus 'kamerad' setianya, yang tewas mendadak dalam sebuah kecelakaan lalu lintas, Selasa, 29 Desember 2015.

Kim Jong-un tak hanya memimpin upacara penghormatan. Ia membungkuk bersama pejabat-pejabat lain di depan jenazah mendiang. Ia pun terekam kamera menyentuh pipi Kim Yang-gon. Kala itu air merembes keluar dari pelupuk matanya.  

Padahal, biasanya Kim Jong-un selalu tampil dingin. Generasi ketiga Dinasti Kim yang memimpin Korut itu bahkan pernah mengeluarkan perintah eksekusi pada paman, mentor, sekaligus eks pembantu terdekatnya, Jang Song-thaek.

Beda dengan Jang Song-thaek yang disebut sebagai 'pengkhianat', kali ini kematian Kim Yang-gon dielu-elukan dalam pemberitaan media Korut, KCNA.

Kim Jong-un memimpin penghormatan pada jenazah Kim Yang-gon (Reuters)


"Ia (Kim Jong-un) tak kuasa menahan duka yang menyeruak dari dadanya, tangannya menyentuh jasad dingin kamerad revolusionernya itu," demikian isi pemberitaan KCNA, seperti dikutip dari Daily Mail, Jumat (1/1/2016).

"Kim Yang-gon adalah pembantu setianya, kamerad terdekat yang selama ini bahu-membahu. Sosok yang tak akan pernah tergantikan," demikian dikabarkan KCNA, mengutip apa yang dikatakan Kim Jong-un.



Surat kabar Korut, Rodong Sinmun, juga menampilkan foto Kim Jong-un yang sedang menyentuh jasad mendiang yang terbaring dikelilingi rangkaian bunga.

Meski jarang, bukan kali ini saja Kim Jong-un menangis di depan umum.

Kim Jong-un juga menangis di depan jasad ayahnya, Kim Jong-il (Reuters)



Pada Selasa, 20 Desember 2011, Kim Jong-un tampil di televisi pemerintah dengan wajah berlinang air mata, di depan peti kaca yang menyimpan jasad ayahnya, Kim Jong-il, di Kumsusan Meorial Palace di Pyongyang.

Ia satu-satunya orang muda di antara orang-orang dekat ayahnya yang berusia 60-an, 70-an, bahkan 80-an.

Kematian Misterius, Plot Pembunuhan?

Kim Yang-gon (73) adalah Sekretaris Partai Buruh dan Anggota Komite Sentral Politbiro Korut. Ia meninggal dunia Selasa pagi pukul 06.15 dalam sebuah kecelakaan lalu lintas.

Kematiannya menimbulkan tanda tanya besar.

Para analis di luar Korut menduga bisa jadi konspirasi di balik kematian pria berkaca mata itu yang mungkin dirancang lawan politiknya yang cemburu.

Pihak Korut tak merinci secara detil soal kecelakaan yang menewaskan mendiang. Padahal di Pyongyang dan sekitarnya, jalanan terawat dengan baik sementara jumlah mobil yang lalu lalang bisa dihitung dengan jari.

Kim Yang-gon (kiri) ikut dalam pembicaraan dengan pihak Korea Selatan (AFP)



Meski demikian, sejumlah pejabat penting dikabarkan tewas dalam kecelakaan lalu lintas, seringkali dalam pengaruh alkohol.

Pada Juni 2010, KCNA melaporkan, Ri Je-gang (80), pejabat Partai Buruh, tewas dalam kecelakaan. Ri kala itu dilaporkan bersitegang dengan Jang Song-thaek, paman Kim Jong-un.

Pada September 2009, nyawa Jang juga lolos dalam kecelakaan lalu lintas pada September 2009. Meski akhirnya ia meregang nyawa dalam eksekusi pada 2013, yang dilaksanakan atas perintah anak didiknya itu.

Pada 2009, KCNA juga mengabarkan kematian Ri Chol-bong (76), Kepala Sekretaris Partai Buruh Kangwon. Ia juga tewas di jalanan.

Sementara pada Oktober 2003, KCNA melaporkan Kim Yong-sun, pejabat senior Korut yang terlibat dalam upaya rekonsiliasi dengan Korsel, tewas akibat luka-luka yang dialaminya akibat kecelakaan lalu lintas 4 bulan sebelumnya.

Kim Yong-sun adalah pembantu dekat Kim Jong-il. Namun keberadaannya tak disukai pihak militer Pyongyang yang memilih bersikap garang dan menebar ancaman pada Seoul.

Pada 1976, pejabat yang dianggap rival Kim Jong-il juga tewas dalam kecelakaan.

"Korea punya rekam jejak panjang soal kematian mencurigakan yang menimpa para pejabat pentingnya," kata ahli Korut, Andrei Lankov.

"Kalau tidak karena diberondong senapan, mereka kehilangan nyawa dalam kecelakaan mobil."

Kondisi jalanan di pusat kota Pyongyang. Sepi.  (Pinterest)



Lankov menambahkannyaris tak ada mobil yang melintas di jalanan Korut. Dan pengamanan untuk para pejabat yang bepergian menggunakan mobil sungguh ketat.

Kabar kematian pejabat penting Pyongyang dalam kecelakaan lalu lintas, kata dia, patut dipertanyakan.

Tak hanya Korut yang merasa kehilangan sosok Kim Yang-gon--yang memiliki peran penting mewujudkan pertemuan antara Kim Jong-il dan Presiden Korsel Roh Moo-hyun. Ia juga ikut andil dalam dialog dan upaya rekonsiliasi dua Korea.**

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya