Liputan6.com, Fayetteville - Dalam suatu acara kampanye dukungan bagi Hillary Clinton di North Carolina pada Jumat 4 November, Presiden Obama menyampaikan pendapatnya tentang pendukung Donald Trump. Pernyataan itu pun mendapat sambutan riuh dari para pengunjung acara.
Dikutip dari Washington Post pada Sabtu (5/11/2016), dalam laporan Reuters disebutkan bahwa Obama mengatakan Trump "tidak pantas" menjadi penerusnya. Lalu seorang pria beruban yang menggunakan topi baret dan lencana-lencana militer berdiri sambil memegang papan dukungan Trump bertuliskan 'Trump Make America Great Again'.
Para pengunjung yang jelas-jelas pendukung Nyonya Clinton pun meneriaki pria tersebut dengan teriakan-teriakan "Hillary! Hillary!"
Advertisement
Baca Juga
Kepada sekitar 4.500 pengunjung acara di Fayetteville State University itu, Obama berulang kali meminta para pendukung Hillary bersabar, dengan berseru: "Tunggu dulu, tunggu dulu, tunggu dulu," kata dia.
Obama lantas melanjutkan, "Saya meminta kita semua untuk fokus dan sekarang ini kita sedang tidak fokus. Dengarkan apa yang ingin saya bilang."
"Silahkan semuanya duduk dan tenang sejenak. Silahkan semuanya duduk dan tenang sejenak. Dan dengarlah. Saya serius. Dengarlah."
"Ada seorang pria berusia lanjut yang mendukung kandidatnya. Dia tidak berbuat apa-apa. Jangan khawatirkan dia."
Para pengunjung mulai berceloteh, tapi Obama meminta mereka yang berteriak untuk "menahan diri" dan membela hak kebebasan berpendapat pria tua tadi.
"Pertama-tama, kita hidup di negara yang menghormati kebebasan berpendapat. Apalagi, kedua, kelihatannya dia pernah berdinas dalam militer kita dan kita harus menghargai hal itu."
"Ketiga, ia sudah sepuh dan kita wajib menghormati orang-orang yang yang lebih tua. Dan keempat, jangan hanya berteriak. Berikan pilihanmu!"
Obama terus mendesak para pendukung untuk tetap fokus, karena menurutnya hal itu menjadi bagian dari masalah dalam musim pemilihan yang sekarang.
"Kita terombang-ambing untuk bermacam-macam alasan yang tidak perlu. Tenang saja," kata Obama.
Di masa lalu, Trump dan Obama memiliki pendekatan berbeda kepada para penerobos acara. Ketika beberapa orang mengajukan protes dan memotong Donald Trump dalam acara-acara kampanyenya, ia mengusir mereka dan menganjurkan tindak kekerasan terhadap mereka.
Sebaliknya, Obama cenderung menghadapi para penerobos yang memotong pidato dengan cara yang lebih santun.