Liputan6.com, Kairo - Situasi penyanderaan dalam pesawat Egypt Air di Bandara Larnaca, Siprus yang berlangsung hampir 6 jam, Selasa ini, akhirnya selesai. Seif Eddin Mustafa ditahan oleh otoritas setempat setelah beberapa individu yang awalnya masih tertahan, mulai meninggalkan pesawat.Â
Konferensi pers pun langsung dilakukan di Bandara Larnaca. Otoritas setempat pun terus menggali alasan di balik perilaku sang pembajak.
Baca Juga
Dilansir dari BBC, hingga sekarang pihak keamanan menyatakan motif pelaku masih belum jelas. Mereka menduga ada gangguan pada kesehatan mental pria yang baru saja mereka tangkap itu.
Advertisement
"Pembajak terlihat kurang stabil," pejabat Siprus menerangkan saat konferensi pers, Selasa (29/3/2016).
Terlebih, pembajak juga dilaporkan telah membuat permintaan 'spesial', seperti ingin bertemu dengan perwakilan Uni Eropa.
Perdana Menteri Mesir Sherif Ismail membenarkan adanya permintaan tersebut.
"Pembajak ingin bertemu dengan perwakilan dari Uni Eropa," ungkap dia.Â
Maskapai komersil Mesir, Egypt Air telah dibajak saat terbang tadi pagi dari Alexandria ke Kairo. Burung besi bernomor penerbangan MS 181 yang membawa 81 penumpang itu seharusnya mendarat di Kairo pada pukul 7.15 waktu setempat.
Pembajak diduga menginstruksikan pilot untuk mengarah ke Istanbul namun bensin tidak cukup dan akhirnya mendarat di Bandara Larnaca, Siprus. Terlebih, ia sempat mengancam pilot bahwa tubuhnya telah dipasang bom.Â
Pihak otoritas sempat menahan Ibrahim Samaha, seorang profesor yang diduga sebagai pembajak. Namun, tidak lama kemudian otoritas mengklarifikasi bahwa ia adalah salah satu penumpang yang dibebaskan dan pembajak yang sebetulnya adalah Seif Eldin Mustafa.Â
Â