Berkat Perempuan Ini, Eks Yakuza Tobat Punya Jari Kelingking Lagi

Ia tidak bekerja buat eks Yakuza tapi untuk pria-pria yang ingin mendapatkan kesempatan kedua dan menjadi contoh baik bagi anak-anak mereka.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 18 Apr 2016, 13:27 WIB
Diterbitkan 18 Apr 2016, 13:27 WIB
Menguak Dunia Bawah Tanah Yakuza
Menguak Dunia Bawah Tanah Yakuza (AFP)

Liputan6.com, Osaka - Ketika Yukako Fukushima mendekatkan potongan jari itu ke cahaya, ada kekaguman terpancar di wajahnya. Benda itu terlihat seperti aslinya, nyaris tak ada cacat.

Potongan itu akan segera bertemu pemilik barunya, satu dari ratusan eks gengster Yakuza yang telah memotong jari kelingkingnya karena ritual penebusan dosa, juga bagi mereka yang kabur dari dunia bawah tanah dan kembali ke masyarakat.

Ada banyak anggota Yakuza yang putus asa meninggalkan kehidupannya mereka sebagai pelaku kriminal.

 

Namun, tak sedikit juga yang melanggar seperti menyalahgunakan uang, gagal bayar utang, atau membangkang bos mereka. Kelompok inilah yang paling banyak menderita di masyarakat karena kesalahan 'yang memalukan' sehingga kelingking mereka pun hilang.

Kepada Fukushima mereka mengadu. Selama 2 dekade, ahli bedah kosmetik berusia 44 tahun telah membuat ratusan kelingking palsu untuk para eks gengster. Operasi plastik minor pada jari mereka mampu membantu para eks Yakuza mendapat pekerjaan bahkan jodoh.

Terlebih dalam beberapa bulan terakhir, setelah peringatan polisi tentang bakal perangnya kelompok Yakuza terbesar, Yamaguchi-gumi, perempuan itu akan menghadapi hari-hari sibuk.

"Ini bukan sesuatu yang aku rencanakan untuk jangka waktu panjang. Namun, saat itu aku sedang mencari pekerjaan, ada seseorang yang mengatakan bahwa akulah satu-satunya orang di Jepang yang mampu melakukan pekerjaan seperti ini," kata Fukushima kepada The Guardian, seperti dilansir Liputan6.com Senin, (18/4/2016).

Berkat Perempuan Ini, Eks Yakuza Tobat Punya Jari Lagi (Guardian)

"Kalau kau kehilangan jarimu akibat kecelakaan, orang akan simpatik," tutur Fukushima yang bekerja di sebuah firma prostetik terkenal di Osaka, Kawamura Gishi.

"Tapi, tidak dengan kasus Yakuza. Kebanyakan orang seperti itu tak bisa menghapus tato masa lalu atau menggantikan jari mereka yang hilang," lanjutnya lagi.

Sayangnya, keputusan untuk terus memproduksi kelingking palsu untuk para eks gengster membuat ia harus putus hubungan dengan keluarganya.

Selain itu, ia mendapat banyak permintaan secara dramatis setelah pada tahun 1992, kelompok anti-kejahatan terorganisir membawa dunia kejahatan bawah tanah Jepang mendapat sorotan dari kepolisian.

Ditambah lagi dengan pecahnya gelembung ekonomi Jepang membuat para gengster itu kehilangan banyak uang tunai serta tantangan mereka untuk membuat usaha yang 'legal', menjadikan Fukushima sebagai 'pelarian' agar mereka bisa mendapatkan hidup baru.

"Cerita tentang diriku dengan mudah menyebar di antara para Yakuza, terutama mereka yang berada di dalam penjara,"

Kelingking Baru, Janji Baru

Fukushima hanya mau membuat kelingking baru dengan ketentuan. Jari seharga 1.500 pound sterling atau sekitar Rp 28 juta hanya akan ia buat setelah ada rekomendasi dari sebuah grup rehabiltasi Yakuza yang berada di bawah Kepolisian Osaka.

"Aku butuh bukti kalau mereka akan meninggalkan dunia hitam. Aku juga akan menolak uang sogokan bagi mereka yang ingin menyerobot antrean," tegasnya.

Selain itu, tak sedikit ia mendapat amukan kliennya karena merasa jari buatannya tak sama dengan jari milik mereka.

"Aku terima banyak keluhan dari mereka yang merasa jari barunya tak sama dengan jari mereka. Namun, aku tak peduli dengan ancaman mereka. Ada juga yang datang ke sini menghancurkan perabotan. Untungnya tak sering terjadi dan aku dijaga oleh banyak polisi," ujarnya.

Digambar dengan menggunakan 20 warna, ia bisa membuat lebih dari 1.000 warna kulit untuk memastikan bahwa sidik jari palsu tampak persis sama seperti jari lainnya.

Setiap detil dari sidik jari, kelengkungan, kuku dan vena, adalah ahli reproduksi silikon. Jari palsu itu akan bertahan lima sampai 10 tahun.

Di Kobe, yang bisa ditempuh dengan kereta dari Osaka, Yamaguchi-gumi tengah berada di krisis perpecahan. Kelompok Yakuza yang dibuat seratus tahun lalu kini membuat generasi gengster baru kelompok tanpa sumpah setia. Baca: Yakuza Terbesar Pecah, Polisi Bersiap Hadapi Kekerasan Antar-geng

Polisi mewanti-wanti akan banyak perpecahan hingga permintaan keluar jadi Yakuza. Kemungkinan besar mereka akan datang ke kantor Fukushima dan meminta kehidupan baru.

Yakuza Terbesar Pecah, Polisi Bersiap Hadapi Kekerasan Antar Geng (The Guardian)

Kendati, perempuan itu tak mau berkomentar tentang perpecahan itu.

"Aku hanya berharap aksi balas dendam Yakuza segera berakhir, dengan gosip perang akhir-akhir ini," kata Fukushima.

Kendati kelingking baru tak menjamin akan mengubah mereka, Fukushima menerima banyak surat terima kasih yang berkisah jari barunya membuat perubahan.

"Aku mendengar ada banyak pria menikah dan punya anak serta punya pekerjaan. Yang lain mengatakan banyak yang meminta maaf kepada keluarga atas perbuatan mereka," tuturnya.

"Tak sedikit yang berkisah senang masih punya kesempatan hidup, kendati banyak yang juga menginginkan mereka mati. Mendengar kisah itu membuatku terus melanjutkan pekerjaan ini. Bukan untuk Yakuza, tapi untuk pria-pria yang ingin mendapatkan kesempatan kedua dan menjadi contoh baik bagi anak-anak mereka," tutup Fukushima.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya