Kunjungi Korsel, Jokowi Akan Temui 20 CEO

Kunjungan Jokowi ke Korsel sebagai jawaban atas undangan Presiden Park Guen-Hye.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 12 Mei 2016, 19:51 WIB
Diterbitkan 12 Mei 2016, 19:51 WIB
20160307- Presiden Joko Widodo (Jokowi)-Jakarta- Faizal Fanani-0
Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) setujui hukuman kebiri bagi pelaku kejahatan seksual. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo direncanakan akan melakukan lawatan ke Korea Selatan (Korsel). Kunjungan kerja ke Negeri Gingseng itu merupakan jawaban atas undangan yang dikirim langsung oleh Presiden Park Guen-Hye.

Direktur Asia Timur dan Pasifik Kemlu, Edi Yusup mengatakan tidak hanya melakukan pertemuan antar pemerintah, namun Jokowi juga akan bertatap muka dengan komunitas bisnis di Korsel. Termasuk di antaranya dengan sejumlah pebisnis ternama Negeri Ginseng itu.

"Ada business forum dgn 100 pengusaha korea dan Indonesia. Yang datang dalam pertemuan itu adalah para CEO,"  jelas Direktur Asia Timur dan Pasifik Kemlu, Edi Yusup di kantor Kemlu, Kamis (12/5/2016).

"Ada 'one on ine business meeting' dengan beberapa perusahaan Korea (Lotte dan Posco Steel). Ada juga pertemuan dengan 20 pemilik perusahaan di Korea," ujar Edi.

Lawatan ke Korsel dinilai sangat penting. Sebab, negara tersebut merupakan mitra strategis Indonesia.

"Korsel adalah mitra perdagangan keenam untuk ekspor kita. Sementara untuk impor ada di urutan keempat. Lebih dari 2200 perusahaan menanamkan modalnya ke indonesia," kata Edi.

Edi menegaskan, kunjungan Presiden Jokowi ke Korsel akan membawa hasil konkret. Kemungkinan ada 9 MoU yang akan dihasilkan."Hasil konkret ada 9 MoU. 6 di antaranya MoU di tingkat menteri, 3 di eselon satu," paparnya.

Kunjungan ke Korsel ini akan dilakukan setelah Jokowi lebih dulu melakukan lawatan ke Rusia. Orang Nomor Satu di Indonesia itu pun dilaporkan akan berangkat dengan memboyong lima menteri, yaitu Menteri Perekonomian, Menteri Perdagangan, Menteri Luar Negeri (menlu), Kepala BKPM dan Kepala Badan Ekonomi kreatif.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya