Seorang Arkeolog Klaim Temukan Makam Aristoteles

Baru-baru ini ada dugaan keluarganya mengembalikan jasad sang filsuf dari tempat pelariannya di Kota Chalcis ke kampung kelahirannya.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 30 Mei 2016, 19:15 WIB
Diterbitkan 30 Mei 2016, 19:15 WIB
Aristoteles
Bapak filsuf modern dari masa Yunani Kuno. (Sumber Jastrow/WikiMedia via Science Alert)

Liputan6.com, Stagira - Bagi para penggemar filsafat, nama Aristoteles dari zaman Yunani Kuno tentu bukan nama yang asing. Murid paling terkenal filsuf Plato itu memiliki karya-karya besar logika modern yang diabadikan dan diajarkan di kelas-kelas di seluruh dunia.

Namun selama ribuan tahun, tidak ada orang yang mengetahui keberadaan makam Aristoteles. Hingga akhirnya, belum lama ini muncul pengakuan mengejutkan dari seorang ahli arkeologi.

Seperti dikutip dari Science Alert pada Senin (30/5/2016), seorang arkeolog mengaku telah menemukan makam sang filsuf. 

Seorang ahli arkeologi Yunani, Konstantinos Sismanidis, mengaku kepada Niki Kitsantonis dari New York Times, bahwa ia telah menemukan makam itu di desa kuno bernama Stagira. Desa ini merupakan tempat kelahiran sang filsuf besar.

Pengumuman Sismanis itu, disampaikan dalam Kongres Dunia 2400 Tahun Aristoteles yang diadakan di Thessaloniki, Yunani. Kongres itu diadakan untuk memperingati ulang tahun sang filsuf yang ke 2400.

"Ia mengatakan, "Tidak memiliki bukti, tapi petunjuk yang kuat, seyakin-yakinnya seseorang" bahwa ia menemukan makam di bawah sebuah struktur," ujar Kitsantonis mengutip pernyataan Sismanidis.

Artinya, Sismanidis belum memiliki bukti kuat. Namun ia mengatakan bahwa lokasi makamnya ada di Stagira, dengan lantai pualam, ruang pandang panoramik, dan tanggal pembangunan pada masa awal Masa Helenistik yang dimulai pada 323 SM.

baru-baru ini ada dugaan keluarganya mengembalikan jasad sang filsuf dari tempat pelariannya di kota Chalcis ke kampung kelahirannya di desa Stagira. (Sumber Ancient Origins)

Masa itu hanya setahun sebelum meninggalnya Aristoteles. Sang ahli arkeologi memandang itu sebagai bukti awal yang cukup untuk mengambil kesimpulan.

"Kami telah menemukan makamnya. Kami juga telah menemukan mimbar yang disebut dalam naskah-naskah kuno, demikian juga jalan menuju makam yang sangat dekat dengan pasar kota kuno dan masih berada di dalam wilayah kota," imbuhnya.

Meskipun Sismanidis masih memerlukan analisis lengkap untuk mengetahuinya secara pasti, namun hal ini merupakan kemajuan yang didapat oleh para peneliti.

Menurut Alexandra Ma dari Huffington Post, para peneliti dulunya menduga Aristoteles dimakamkan di Kota Chalcis, kira-kira sekitar 482 km dari Stagira.

Hipotesa ini sebagian besar didasarkan kepada fakta bahwa sang filsuf melarikan diri dari Athena ke Chalcis pada 322 SM untuk menghindari tuduhan tidak bermoral.

Ketika sedang dalam pelarian, ia menderita sakit perut dan meninggal. Selama ini ia masih dianggap meninggal di Chalcis dan jasadnya mungkin telah dipindahkan setelah itu.

Sebuah laporan baru-baru ini menyebutkan, ada dugaan keluarganya mengembalikan jasad sang filsuf ke kampung kelahirannya. Dugaan ini amat menarik bagi para ahli arkeologi dan sarjana penganut ajaran Aristoteles.

Penyidikan lanjutan diharapkan dapat mengungkapkan lebih banyak rincian tentang apakah temuan itu memang benar makam Aristoteles?

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya