Liputan6.com, Tokyo - Diterpa skandal korupsi, Gubernur Tokyo, Yoichi Masuzoe, mengumumkan pengunduran dirinya. Ia disebut memakai dana Olimpiade 2020 untuk membiayai liburan, belanja komik, dan kegiatan seni sang anak.
Ia diyakini akan mendapat mosi tidak percaya di hadapan parlemen Tokyo.
Seperti dilansir BBC, Rabu (15/6/2016) skandal ini telah mempermalukan Jepang mengingat negara itu akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan Olimpiade 2020.
Peristiwa itu terjadi menjelang pemilihan majelis tinggi Jepang dan diduga berpotensi merusak kemungkinan Perdana Menteri Shinzo Abe yang berasal dari Partai Demokrat Liberal (LDP) untuk terpilih kembali pada 10 Juli mendatang.
Yoichi, yang dalam kampanyenya sempat menjanjikan sebuah pemerintahan yang bebas skandal, menegaskan dirinya tidak melakukan perbuatan yang melanggar hukum. Namun ia mengakui adanya peyimpangan etika karena biaya pengeluaran yang cukup besar.
Spa dan Kemeja
Pada April lalu, terungkap fakta bahwa Yoichi menggunakan kendaraan dinasnya untuk berlibur ke sebuah vila di selatan Tokyo. Tak hanya itu, ia juga diketahui memiliki pengeluaran besar dalam perjalanan dinas, akomodasi spa kelas atas, acara keluarga mewah, dan pakaian mahal.
Namun Yoichi punya pembelaan sendiri terkait hal itu. Menurut dia, sejumlah barang mewah seperti kemeja sutra China itu tak terkait dengan biaya dinas.
Yoichi menegaskan berbagai pemesanan terhadap barang-barang mewah itu dilakukan oleh asisten dan akuntannya. Mereka disebutnya keliru memasukkan pengeluaran pribadi ke dalam urusan dinas.
Terkait urusan liburan ke vila, Yoichi tak mengelak bahwa ia memang melakukannya. "Penting bagi saya untuk berkunjung ke sana secara teratur karena ada bak mandi yang besar, memungkinkan saya untuk merenggangkan kaki dan membuat saya tetap bugar," tuturnya.
Gubernur itu mengatakan ia akan mengembalikan uang olimpiade yang telah disalahgunakannya dan ia pun berjanji untuk mengekang pengeluaran.
Pendahulunya, Naoki Inose, dilaporkan juga mundur dari jabatannya karena mengalami skandal serupa pada 2013. Pengunduran itu terjadi tak lama setelah Tokyo ditunjuk menjadi tuan rumah penyelenggara Olimpiade 2020.