Skotlandia Ingin Merdeka karena Brexit, Ini Respons Dubes Inggris

Tak hanya Skotlandia, Irlandia Utara juga bergolak menyusul referendum yang memenangkan kubu Brexit.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 25 Jun 2016, 15:25 WIB
Diterbitkan 25 Jun 2016, 15:25 WIB
20160624-Pro-Brexit Rayakan Kemenangan Awal Inggris Hengkang dari Uni Eropa-London
Pendukung Brexit memegang poster dan bendera Inggris di Westminster, London, Kamis (23/6). Perhitungan suara hasil Referendum Brexit menunjukkan mayoritas rakyat Inggris memilih “Brexit” alias keluar dari Uni Eropa. (REUTERS/Toby Melville)

Liputan6.com, Jakarta Keputusan Inggris untuk keluar dari Uni Eropa atau Brexit berbuntut panjang. Dua wilayah mereka Skotlandia dan Irlandia Utara dikabarkan menuntut diselenggarakannya referendum kemerdekaan.

Duta Besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik menyatakan tak bisa banyak berkomentar tentang masalah ini.

Meski demikian, permintaan tersebut sudah diketahui pemerintah pusat di London. Saat ini masih akan ada pembahasan mendalam soal permintaan digelarnya referendum oleh Irlandia Utara dan Skotlandia.

"Masalah referendum lebih jauh, saya tidak dapat berkomentar sekarang ini. Saya sudah melihat berita ada beberapa yang menginginkan referendum," ucap Moazzam di kantornya, Sabtu (25/6/2016).

"Ini merupakan masalah yang akan diperbincangkan dan diperdebatkan dalam politik Inggris dan beberapa bulan ke depan," kata dia.

Dampak dari Brexit telah membuat partai Skotlandia Hijau memberi sinyal, kubunya akan meminta referendum kedua meminta kemerdekaan.

Partai Skotlandia Hijau pun mengumumkan tentang petisi publik untuk meninjau kembali keberlangsungan hubungan Skotlandia dengan Eropa.

Sementara itu di Irlandia Utara, kaum republik garis keras terkait menangnya kelompok Brexit berpendapat bahwa prinsip-prinsip kebebasan di pulau itu dan fakta bahwa Irlandia Utara secara de facto di bawah Inggris akan berubah.

"Semua indikasi terlihat bahwa orang Inggris menjungkirbalikkan kehendak demokratis orang di utara Irlandia. Republik dan serikat, orang Katolik dan Protestan telah memberikan suara mendukung kubu Remain," kata pemimpin partai nasional Irlandia Utara, Declan Kearney.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya