Liputan6.com, Pyongyang - PBB telah melarang Korea Utara untuk melakukan percobaan nuklir dan rudal balistik. Namun, dengan dalih ada rencana AS dan Korsel untuk mengembangkan sistem pertahanan rudal canggih, Korut menunjukkan perlawanan.
Hal itulah yang menyebabkan negara yang dipimpin Kim Jong-un, terus meluncurkan misil dalam beberapa bulan terakhir.
Baca Juga
Menurut laporan yang dikutip dari BBC, Rabu (3/8/2016), pagi ini waktu setempat, Korea Utara meluncurkan rudal balistik dari lepas pantai timur, yang terbang sejauh 1.000 kilometer dan jatuh di perairan Jepang.
Advertisement
Komando Strategi AS mengatakan, dua rudal ditembakkan secara bersamaan, tapi salah satu misil tersebut meledak tak lama setelah diluncurkan.
Misil yang ditembakkan hari ini, diduga merupakan rudal dengan jarak terpanjang yang pernah diluncurkan Korea Utara.
"Peluncuran rudal tersebut memperlihatkan ambisi Korut untuk menyerang negara tetangga. Misil tersebut bahkan merupakan tipe Rodong jarak menengah," kata seorang pejabat Kepala Staf Gabungan Korea Selatan.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan, misil itu mendarat di dalam zona ekonomi eksklusifnya, Exclusive Economic Zone (EEZ).
ZEE merupakan wilayah bahari seluas 200 mil yang berada di bawah kuasa hukum Jepang.
"Percobaan tersebut menimbulkan ancaman untuk keamanan Jepang. Ini merupakan tindakan kekerasan yang tidak dapat dimaafkan. Tokyo jelas-jelas protes terhadap hal ini," kata Perdana Menteri Shinzo Abe.
Sementara itu, AS menyatakan mengutuk peluncuran rudal tersebut.
"Kami tetap akan menanggapi lebih lanjut provokasi Republik Demokratik Korea Utara (DPRK). Kami akan mempersiapkan sekutu dan mempertahankan diri dari serangan dan provokasi," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Anne Richey-Allen.
Sebelumnya, pada Juni 2016, Korut meluncurkan misil jarak menengah, sejauh 1.400 kilometer ke atmosfer. Menurut para analis, hal tersebut menandai bahwa negara itu membuat kemajuan -- yang mendukung sesumbarnya untuk menyerang target di wilayah AS.
Pada Juli, Korut kembali menembakkan 3 misil balistik ke laut, mengatakan bahwa serangan itu merupakan simulasi di Korsel.
Menurut laporan media setempat, pejabat Korsel percaya bahwa Korut sedang mempersiapkan peluncuran nuklir yang kelima.
Namun, para peneliti menyatakan, Korut masih belum mampu membuat hulu ledak nuklir besar pada rudal.