Bali Jadi Tuan Rumah Pertemuan Global Anti-Terorisme

Indonesia akan menggelar dua pertemuan berbeda untuk membahas soal terorisme, yakni IMCT dan CTF Summit.

oleh Citra Dewi diperbarui 04 Agu 2016, 19:39 WIB
Diterbitkan 04 Agu 2016, 19:39 WIB
Aksi Jaga Jakarta di Bunderan HI
Aksi 'Jaga Jakarta' yang didominasi oleh kaum muda ini mengajak warga Jakarta untuk bersama-sama menolak radikalisme dan terorisme, Jakarta, Minggu (23/11/2014). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia akan menggelar dua pertemuan berbeda untuk membahas soal terorisme, yakni International Meeting on Counter-Terrorism (IMCT) dan Counter-Terrorism Financing Summit (CTF Summit).

Dua pertemuan yang dilakukan secara back-to-back dan dihadiri oleh sejumlah negara akan diselenggarakan pada 8 sampai 11 Agustus 2016 di Bali.

Menurut keterangan Kepala Subdit Penanggulangan Terorisme Kementerian Luar Negeri RI, Gatot Amrih Djemirin, cross border terrorist atau teroris lintas perbatasan merupakan salah satu hal yang akan disampaikan dalam IMCT.

"Selama ini perbatasan antar negara baik melalui darat, laut, udara, terdapat transaksi keuangan, bawaan barang, dan segala hal yang harus kita cegah," ujar Gatot kepada awak media di kantor Kementerian Luar Negeri, Kamis (4/8/2016).

IMCT yang diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenkopolhukam) pada 10 Agustus 2016, akan menghasilkan Chair Statement dari Indonesia setelah dilakukan sejumlah pembahasan yang dilakukan di pertemuan tersebut.

Sementara itu, CTF Summit merupakan pertemuan kedua untuk mengembangkan lebih lanjut hasil CTF Summit pertama di Sydney tahun lalu untuk memajukan kerja sama dan kolaborasi antar lembaga intelijen keuangan, khususnya di kawasan Asia Tenggara.

Berdasarkan penjelasan Gatot Amrih, Pertemuan Puncak Penanggulangan Pendanaan Terorisme atau CTF Summit akan menghasilkan Nusa Dua Statement.

CTF Summit 2016 yang diselenggarakan lembaga intelijen keuangan Indonesia (PPATK) dan Australia (AUSTRAC), merupakan kegiatan yang terbesar dan paling signifikan di bidang penanggulangan keuangan terorisme di kawasan kita. Demikian seperti disampaikan CEO AUSTRAC, Paul Jevtovic, dalam sebuah siaran media.

"Terorisme masih tetap menjadi ancaman utama stabilitas sosial dan ekonomi secara global. Jantung aksi terorisme adalah sumber pendanaan untuk melakukan serangan,” ujar Jevtovic.

“Melalui pertemuan ini, kita dapat menambah pengalaman dan pengetahuan kita, sekaligus mempererat hubungan kita guna mencegah, menanggulangi dan memerangi kegiatan-kegiatan pendanaan terorisme,” tutur Kepala PPATK, Dr Muhammad Yusuf.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya