Liputan6.com, New York - Petugas keamanan mengatakan, penyidik federal kini tengah menyelidiki sebuah blog dari platform Tumblr yang diklaim milik pelaku bom New York City.
Kendati demikian, mereka mempertimbangkan bahwa blog itu tak terkait dengan peledakan itu sendiri meskipun si empu akun menyebut dirinya 'I'm the NY Bomber' atau 'Akulah Bomber New York'.
Baca Juga
Sebuah bom meledak di Manhattan melukai 29 orang pada Sabtu 17 September 2016 malam lalu. Hingga kini, pihak kepolisan belum bisa menemukan pelaku di balik ledakan dan apa motifnya.
Advertisement
Gubernur New York, Andrew Cuomo mengatakan, bom itu tak terkait dengan terorisme internasional.
Adapun pemilik akun Tumblr itu menyebut dalam blog-nya bahwa ia meledakkan Manhattan pada Sabtu lalu dalam merespons tekanan terhadap kaum LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender) dan mengancam akan meledakkan sejumlah bom lainnya.
"Mungkin Anda sudah melihat berita sekarang. Ledakan di New York City, itu aku yang melakukannya," tulis postingan pertama 'NY Bomber', seperti dikutip dari NYDaily News, (19/9/2016).
"Aku melakukan itu karena tak tahan dengan orang-orang. Aku tak bisa hidup di dunia di mana homoseksual seperti aku juga komunitas LGBT dipandang rendah oleh masyarakat."
Si pemilik akun juga menyebut Donald Trump dengan menulis, "Aku tak bisa hidup di negara di mana memperkenankan kebencian, rasis, xenofobia, seperti yang digemborkan kandidat capres dari Partai Republik."
Di postingan kedua, si pemilik akun menulis, "Aku tak tahu rasanya mencabut nyawa sesorang," tulis klaim bomber New York seperti dilansir Daily Mail.
"Namun, yang aku tahu, jika aku tak melakukan sesuatu, tak seorangpun akan peduli. Kami, kaum LGTB kerap kali bunuh diri, namun semua tak peduli," lanjutnya.
Akun Tumblr itu kini telah ditutup. Si empu juga menulis akan terus mengunggah perasaannya dan mengancam akan ada ledakan berikutnya.
Juru bicara Tumblr mengatakan bahwa penulis telah melanggar aturan platform itu.
"Oleh sebab itu, kami telah dikontak oleh pihak keamanan untuk kepentingan investigasi dan kami merespons permintaan mereka agar konsisten dengan kebijakan kami, yaitu menutup akun."