Liputan6.com, Toronto - Kelahiran bayi perempuan kembar lima pada 28 Mei 1934 di Desa Corbeil, Kanada, sempat menjadi sensasi.
Lima bayi yang bernama Annette, Cecile, Yvonne, Marie dan Emilie Dionne itu dua bulan lahir lebih cepat, atau biasa disebut prematur.
Dengan bantuan para ibu yang mendonasikan ASI-nya melalui Palang Merah Kanada, mereka menjadi bayi kembar lima pertama yang mampu bertahan hidup. Namun, seiring dengan pertumbuhannya, tak semuanya berjalan dengan lancar.
Advertisement
Bayi kembar lima itu menarik perhatian pemerintah saat berusia empat bulan. Mereka pun diambil dari orangtuanya oleh pemerintah Kanada yang mengatakan, pihaknya akan menjaga bayi tersebut dari eksploitasi.
Dengan alasan kesehatan, bayi kembar lima itu ditempatkan di sebuah rumah sakit yang khusus dibangun untuk mereka dan dibuka untuk turis.
Dikutip dari Vintage News, Senin (3/10/2016), tempat yang dikenal dengan nama "Quintland" tersebut menjadi daya tarik bagi wisatawan. Bayi kembar lima itu pun "dipajang" hingga mereka berusia sembilan tahun.
Di rumah sakit, mereka dirawat dan dijaga oleh tim khusus yang terdiri dari beberapa dokter dan suster, serta terus-menerus menjalani pemeriksaan secara ilmiah.
Tim tersebut mencatat hal-hal seperti kesamaan fisik dan perbedaan kepribadian. Cecile, salah satu bayi kembar, lebih dahulu bisa menyebut "dokter" sebelum mengenal kata "ibu".
Sejak 1934 hingga 1943, sekitar 3 juta orang mengunjungi Quintland yang berlokasi di Desa Corbeil, Ontaria Utara. Anak-anak perempuan itu dipertontonkan tiga kali sehari melalui sebuah layar. Terkadang, mereka dibawa keluar, dikenakan pakaian serupa, dan diperkenalkan kepada pengunjung.
Satu seri boneka dibuat berdasarkan kemiripan mereka. Surat penggemar terus diperbarui agar dunia tahu pertumbuhan dan perkembangannya. Foto liburan pun diambil dan dimuat di surat kabar seluruh dunia.
Kisah Kelam di Balik 'Bisnis' Menguntungkan
Menurut sejumlah kabar, pemerintah dan bisnis di dekatnya meraup keuntungan hampir setengah juta dolar dari anak-anak kembar itu. Namun, mereka tak pernah mendapatkan sepeser pun uang dari "bisnis" tersebut.
Setelah sembilan tahun melewati sejumlah pertikaian soal hak wali, anak kembar lima itu kembali ke keluarga mereka. Namun, reuni pada November 1943 tersebut tak semulus yang dibayangkan.
Mereka berlima menjauhkan diri dari keluarganya dan tinggal di rumah hingga usia 18 tahun. Setelah itu, mereka memutuskan hampir semua hubungan dengan orangtuanya.
Anak kembar lima itu pun tak punya teman dan hanya tahu sedikit hal tentang dunia di luar rumah sakit.
Kemudian, mereka menulis buku tentang pengalaman mereka saat tumbuh dewasa. Anak kembar itu menuduh orangtuanya atas kekerasan verbal, seksual, dan bentuk-bentuk kekerasan fisik lainnya.
Pemerintah Ontario secara resmi meminta maaf kepada mereka karena telah memisahkannya dari orangtua.
Pada Maret 1998, pihaknya mengumumkan akan membiayai tiga anak kembar yang masih hidup sebesar US$ 4 juta atau sekitar Rp 51,9 miliar.
Pada 2014, hanya Anette dan Cecile yang masih hidup. Emilie yang memutuskan untuk menjadi biarawati, meninggal pada 1954 setelah menderita kejang. Sementara Marie meninggal pada 1970 karena penggumpalan darah dan Yvonne meninggal pada 2001.
Kebanyakan dari mereka tak pernah pulih dari trauma mental yang disebabkan masa lalu mereka yang tak biasa: tumbuh secara formatif di balik dinding kaca dan ditonton oleh jutaan orang.
Advertisement