Hawking: Umur Bumi Kurang dari 1.000 Tahun Lagi Sebelum Binasa

Pemanasan global, kecerdasan buatan, senjata nuklir, dan virus rekayasa genetika adalah ancaman yang diam-diam membinasakan umat manusia.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 16 Nov 2016, 14:56 WIB
Diterbitkan 16 Nov 2016, 14:56 WIB

Liputan6.com, Virginia - Manusia ternyata hanya memiliki kurang dari 1.000 tahun di Bumi sebelum terhapus dalam kepunahan massal.

Prediksi suram ini disampaikan oleh Profesor Stephen Hawking dalam pidatonya menyikapi alam semesta dan asal-usul manusia di Oxford Union.

Fisikawan teoritis terkemuka mengatakan satu-satunya cara bagi umat manusia untuk menghindari kemungkinan yang sangat nyata dari kepunahan adalah menemukan planet lain sebagai tempat tinggal alternatif. 

"Kita juga harus terus berpikiran untuk pergi ke angkasa luar untuk masa depan umat manusia," kata Hawking seperti dikutip dari News.com.au, Rabu (16/11/2016.)

"Saya tidak berpikir kita akan bertahan hidup 1.000 tahun lagi tanpa melarikan diri ke luar planet kita yang rapuh."

Prospek suram pada manusia adalah bukan hal yang baru untuk profesor terkemuka berusia 74 tahun, yang awal tahun ini memprediksi teknologi akan menyebabkan Bumi menderita bencana global yang hampir tak terelakkan.

"Kami menghadapi sejumlah ancaman bagi kelangsungan hidup kita seperti perang nuklir, bencana pemanasan global, dan virus rekayasa genetika," katanya pada bulan Januari.

"Jumlah itu kemungkinan akan meningkat di masa depan, dengan perkembangan teknologi baru, dan cara-cara baru yang bisa salah."

Profesor Hawking menambahkan bahwa menemukan planet lain adalah satu-satunya kesempatan untuk bertahan hidup.

"Kita harus menyebar ke angkasa luar, ke bintang lain, jadi bencana di Bumi tidak sampai menghapuskan umat manusia," kata Hawking.

Baru-baru ini, Prof Hawking menyuarakan keprihatinan tentang potensi bahaya dari kecerdasan buatan, atau Artificial Intelligence (AI).

"Saya percaya tidak ada perbedaan mendalam antara apa yang dapat dicapai oleh otak biologis dan apa yang dapat dicapai dengan komputer," katanya.

"Oleh karena secara teori, komputer dapat meniru kecerdasan manusia -. Dan bisa lebih dari itu,"

Sementara mengakui AI bisa menjadi momen terbesar dalam sejarah peradaban kita, dia bilang itu bukan tanpa risiko.

"AI bisa mengembangkan kemauan sendiri - sebuah kehendak yang bertentangan dengan kita," katanya.

"Singkatnya, munculnya AI kuat akan baik yang terbaik, atau yang terburuk, yang pernah terjadi pada umat manusia."

Meskipun sering menyarankan skenario terburuk, ahli kosmologi yang terkenal itu mengatakan dunia musnah jika tak ada lagi pembicaraan terbaru dengan panggilan untuk optimisme dan rasa ingin tahu intelektual.

"Ingatlah untuk melihat bintang-bintang. Cobalah untuk memahami apa yang Anda lihat, bertanya-tanya tentang apa yang membuat alam semesta ada. Penasaranlah selalu,"katanya.

Planet Lain Layak Huni untuk Manusia?

Sejak 2009, NASA telah bekerja untuk menemukan planet yang mirip Bumi yang layak huni -- di wilayah sekitar bintang di mana suhu permukaan planet yang mengorbit mungkin mendukung air.

Dan semenjak usaha itu dilakukan, teleskop telah mengkonfirmasi penemuan lebih dari 1.000 planet, dengan 3.000 "planet kandidat" yang menunggu keberadaan mereka terkonfirmasi.

"Planet ekstrasurya pertama yang mengorbit bintang lain seperti matahari kita ditemukan pada tahun 1995," kata NASA dalam sebuah pernyataan.

"Exoplanets, seukuran Bumi, milik dunia fiksi ilmiah 21 tahun yang lalu.

"Hari ini, dan ribuan penemuan kemudian, astronom di puncak menemukan sesuatu yang orang telah bermimpi tentang selama ribuan tahun."

Pada bulan Agustus, sebuah tim astronom mengumumkan penemuan planet ekstrasurya terdekat dengan tata surya kita sendiri.

Proxima Centauri adalah bagian dari sistem perbintangan Alpha Centauri yang berjarak sekitar 4,2 tahun cahaya dari tata surya kita. (Sumber NASA JPL)

Dijuluki Proxima b, planet ini mengorbit bintang Proxima Centauriand dan hanya sedikit lebih dari empat tahun cahaya dari matahari kita.

"Penemuan ini dapat membantu kami menjawab pertanyaan apakah --atau tidak-- kita sendirian di alam semesta - salah satu pertanyaan terbesar dan paling mendalam kita bisa bertanya," kata peneliti Inggris, Nick Pope.

"Banyak orang percaya ada alien di luar sana dan sekarang mereka mungkin bertetangga di galaksi sebelah kami.

Meskipun tetangga terdekat Bumi, jaraknya bisa 76.000 tahun untuk mendapatkan mencapai planet dengan menggunakan teknologi roket saat ini.

Namun, ada harapan bahwa teknologi baru saat ini sedang dikembangkan dapat memungkinkan kita untuk mengirim probe robot untuk planet di sekitar 25 tahun.

Sementara itu manusia kini hanya terus berharap prediksi Profesor Hawking tidak terwujud.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya