Raja Baru Thailand Tampakkan Diri untuk Pertama Kali

Maha Vajiralongkorn dilantik jadi orang nomor satu di Negeri Gajah Putih pada 1 Desember 2016.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 02 Des 2016, 16:16 WIB
Diterbitkan 02 Des 2016, 16:16 WIB
20161016- Upacara Penghormatan Terakhir untuk Raja Thailand-reuters
Putra Mahkota Thailand, Maha Vajiralongkorn berdoa dan memberikan penghormatan terakhir kepada almarhum ayahnya, Raja Bhumibol Adulyadej di Grand Palace di Bangkok, Thailand, Sabtu (15/10). Upacara ini digelar sebelum upacara kremasi jenazah. (REUTERS)

Liputan6.com, Bangkok - Raja baru Thailand, Maha Vajiralongkorn menampakkan diri ke publik. Ini merupakan penampilan pertamanya, usai dilantik menggantikan sang ayah Bhumibol Adulyadej yang meninggal dunia 13 Oktober lalu.

Ia menampakkan diri di Grand Palace Bangkok. Penampilan tersebut untuk memperingati 50 hari meninggalnya Raja Bhumibol.

Dalam kesempatan tersebut, Raja Maha menyapa warga Thailand yang datang ke acara peringatan tersebut.

Kedatangan Raja ke Grand Palace disambut meriah rakyat Thailand. Bahkan untuk memeriahkan penyambutan tersebut, seluruh pegawai negeri di negara itu memakai pakaian hitam dan putih.

Sehari sebelum acara, beberapa toko dekat Grand Palace menampilkan foto Raja Maha disandingkan dengan bingkai emas foto Raja Bhumibol.

Raja Maha dilantik jadi orang nomor satu di Negeri Gajah Putih pada 1 Desember 2016. Ia memenuhi undangan dari parlemen untuk meresmikan suksesinya.

Maha Vajiralongkorn (64) diberi gelar putra mahkota, membuatnya menjadi pewaris resmi kerajaan pada tahun 1972.

Raja Bhumibol secara luas dianggap sebagai pilar stabilitas selama tujuh dekade di tengah kekacauan politik di Thailand.

Sementara, sang anak belum menikmati tingkat yang sama dengan popularitas sang ayahnya. Putra mahkota lebih banyak menghabiskan waktunya di luar negeri.

Putra mahkota diharapkan untuk menjadi raja sehari setelah ayahnya meninggal. Akan tetapi, Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha pada saat itu mengatakan bahwa pangeran telah meminta untuk menunda pengumuman resmi sehingga ia bisa berkabung.

Naik takhtanya sang pangeran mengakhiri masa ketidakpastian di mana Prem Tinsulanonda (96), mantan perdana menteri, telah melayani sebagai pengganti sementara raja.

Monarki Thailand dilindungi dari kritik oleh undang-undang lese-majeste yang kuat, membatasi diskusi media tentang peran keluarga kerajaan, termasuk di kalangan pers internasional.

Rakyat jelata hanya tahu beberapa rincian tentang siapa putra mahkota dan bagaimana dia hidup sehari-hari.

Dalam beberapa tahun terakhir, ia telah mencoba untuk meningkatkan profilnya. Hal itu penting karena raja secara tradisional dilihat sebagai kekuatan penuntun dalam politik Thailand, yang sangat terpolarisasi.

Sebuah penobatan resmi tidak akan terjadi sampai masa kremasi Raja Bhumibol selesai. Ini diharapkan akan terjadi tahun depan.

Adapun penobatan Bhumibol berlangsung empat tahun setelah saudaranya Raja Ananda Mahidol meninggal karena luka tembak dalam keadaan misterius.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya