10 Kasus 'Histeria Massa' Paling Aneh di Dunia

Dalam keadaan histeria massal, gejala-gejala yang dialami bisa berupa penyakit atau kejadian yang tidak bisa dijelaskan.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 03 Des 2016, 17:36 WIB
Diterbitkan 03 Des 2016, 17:36 WIB
20161112-Warga-Korsel-Unjuk-Rasa-Tuntut-Presiden-Mundur-Reuters
Massa membawa poster bertuliskan "Park Geun-Hye Out!" saat menggelar unjuk rasa di jalan utama Seoul, Korea Selatan, Sabtu (12/11). Park Geun-Hye diminta mundur atas tuduhan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). (REUTERS/Jeon Heon-kyun)

Liputan6.com, New York - Histeria massal adalah suatu istilah yang lazim dipakai untuk menjelaskan situasi ketika orang-orang dari beragam latar belakang menderita gejala-gejala histeris yang serupa.

Gejala-gejala yang dimaksud bisa berupa penyakit atau kejadian yang tidak bisa dijelaskan.

Dikutip dari Listverse.com pada Sabtu (3/12/2016), berikut ini adalah 10 kejadian histeria massa yang paling dikenal, baik di masa lalu maupun masa kini:

10. Air Manis di Mumbai

(Sumber listverse.com)

Insiden air "manis" pada 2006 di Mumbai, India, adalah suatu fenomena ketika warga Mumbai mengaku bahwa air sungai Mahim, yang sebenarnya termasuk paling tercemar di India, mendadak menjadi terasa "manis".

Hanya dalam beberapa jam, warga Gujarat mengaku bahwa air laut di pantai Teethal juga menjadi manis. Setelah dua kejadian itu, pihak berwenang kesehatan mengkhawatirkan kemungkinan wabah penyakit menular melalui air, semisal gangguan pencernaan.

Dewan Pengendalian Polusi Maharashtra memperingatkan warga untuk tidak minum air tersebut, tapi banyak yang sudah kepalang mengumpulkannya dalam botol dari sumber air yang dipenuhi sampah dan plastik mengambang.

Tidak sampai jam 2 siang keesokan harinya, warga mengatakan bahwa airnya sudah kembali ke rasa awal.

9. Tertawa Tanganyika yang Menular

(Sumber BBC)

Tertawa menular di Tanganyika pada 1962 merupakan wabah hysteria massa yang diduga terjadi di desa Kashasha atau di dekatnya, di suatu kawasan pantai barat Danau Victoria. Kawasan itu sekarang menjadi bagian Tanzania, dekat perbatasan dengan Kenya.

Ada kemungkinan bahwa, di awal kejadian, ada guyonan yang diceritakan di suatu sekolah asrama sehingga membuat sekelompok siswa tertawa berderai. Tawa itu menyebar, bahkan melampaui penyebab pertamanya.

Sekolah tempat asal tawa itu kemudian ditutup, tapi para siswa dan orangtuanya menyebarkan tawa itu ke daerah sekelilingnya, mulai dari sekolah-sekolah lain, ke tingkatan desa Kashasha, dan menular ke desa lain. Ada ribuan orang yang 'ketularan' dalam berbagai tingkatan.

Enam hingga delapan minggu kemudian, fenomena itu reda. Sejumlah gejala dilaporkan terjadi besar-besaran dan diakibatkan oleh tawa itu sendiri, misalnya nyeri, pingsan, masalah pernafasan, gatal-gatal, dan tangisan dadakan.

8. Mukjizat Patung Dewa Hindu

(Sumber milkmiracle.com)

Mujizat susu Hindu adalah suatu fenomena yang oleh banyak penganut Hindu dipercaya terjadi pada 21 September 1995. Sesaat sebelum fajar, seorang rohaniwan Hindu di kuil selatan New Delhi memberikan sesaji berupa susu kepada patung Dewa Ganesha.

Ketika sesendok susu dari mangkuk sedang didekatkan kepada belalai patung, cairan itu tampak seperti lenyap dan diduga disedot oleh patung tersebut.

Kabar itu segera merebak dan tidak sampai pertengahan pagi disebutkan bahwa seluruh patung Dewa Ganesha di seluruh India Utara juga menyedot susu.

Beberapa kuil di luar India juga melaporkan dampak serupa berlanjut hingga beberapa hari, tapi tidak ada lagi laporan kejadian sejak awal Oktober.

Bagi orang yang skeptis, kejadian itu dipandang sebagai suatu contoh histeria massa. Ketika ada laporan penampakan manusia kera di New Delhi pada 2001, harian berita pun menampiknya.

7. Wabah Serangga Bulan Juni

(Sumber superstock.com)

Pada 1962, suatu penyakit misterius mewabah di suatu pabrik pembuatan gaun di Amerika Serikat. Gejala-gejalanya mencakup rasa kebas, mual, pusing, dan muntah.

Beredarlah berita adanya serangga dalam pabrik yang menggigit korbannya hingga memunculkan gejala-gejala tersebut di atas. Tak lama kemudian, 62 karyawan mengalami gejala sehingga harus dirawat di rumah sakit.

Media kemudian melaporkan kejadian itu. Setelah penelitian oleh para dokter perusahaan dan pakar dari pihak US Public Health Service Communicable Disease Center, hal itu diduga sekedar bentuk histeria massa.

Para peneliti menduga bahwa memang ada beberapa pekerja yang disengat serangg, tapi gejala-gejalanya lebih disebabkan oleh rasa cemas. Tidak ada bukti adanya serangga yang menyebabkan gejala seperti flu tersebut dan tidak semua pekerja yang menderita gejala itu pernah digigit serangga.

6. Histeria Opera Sabun

(Sumber listverse.com)

Morangos com Açúcar adalah suatu opera sabun populer kaum muda Portugis dan dimaksudkan untuk menampilkan petualangan-petualangan lazim kaum muda Potugis.

Pada Mei 2006, dilaporkan adanya wabah "virus Morangos com Açúcar"di sekolah-sekolah Portugis. Setidaknya 300 siswa di 14 sekolah melaporkan gejala-gejala yang serupa seperti yang dialami oleh tokoh-tokoh dalam episode terkini opera sabun tersebut.

Gejala-gejala itu antara lain gatal-gatal, kesulitan bernafas, dan sempoyongan. Sejumlah sekolah terpaksa ditutup.

Lembaga Nasional Darurat Kedokteran Portugis menyebut wabah itu sebagai histeria massa. Kisah ini mengkhawatirkan para orangtua karena pengaruh besar serial itu pada anak-anak dan remaja yang menontonnya.

5. Wanita Beracun

(Sumber listverse.com)

Gloria Ramirez adalah seorang wanita dari Riverside, California, yang mendapat julukan "wanita beracun" oleh media setelah paparan pada tubuh dan darahnya menyebabkan sakit pada para pekerja rumah sakit.

Wanita itu dilarikan ke rumah sakit pada 1994 setelah menderita dampak kanker serviks. Para karyawan rumah sakit yang menanganinya mulai merasa sakit dan kemudian pingsan.

Tubuh Gloria mengeluarkan bau seperti bawang dan buah. Lalu, darahnya mengandung bulir zat aneh seperti dari bahan kertas.

Anehnya, di antara mereka yang menangani tubuh Gloria atau merawatnya, lebih banyak kaum wanita yang merasa terkena. Padahal, semua yang terlibat memiliki hasil normal dalam uji darah mereka.

Otoritas kesehatan mengeluarkan pernyataan sebagai kesimpulan penyidikan, yaitu bahwa mereka yang merasa terdampak sebenarnya menderita histeria massa.

4. Kisah 'The War of the Worlds'

(Sumber goodreads.com)

The War of the Worlds adalah suatu rentetan drama radio Mercury Theatre on the Air. Siaran episode Halloween pada 30 Oktober 1938 dipancarkan oleh jejaring radio Columbia Broadcasting System.

Adaptasi dari novel 'The War of the Worlds' karya H. G. Wells itu disutradarai dan dibacakan oleh Orson Welles. Sebagian pendengar hanya mendengar potongan siaran, padahal saat itu sedang menjelang Perang Dunia II sehingga mereka menduga itu sebagai siaran berita.

Surat kabar melaporkan munculnya kepanikan sehingga sejumlah orang mulai mengungsi, atau ada juga yang mengira menicum bau gas beracun, atau merasa melihat cercah-cercah cahaya di kejauhan.

Beberapa orang menghubungi CBS, harian berita, dan polisi karena bingung menghadapi buletin berita yang terdengar sungguhan.

Mula-mula, Grover's Mill (suatu tempat yang disebut-sebut dalam drama) mulai ditinggalkan dan kerumunan orang semakin besar. Polisi pun dikirimkan untuk mengendalikan kerumunan.

Bagi mereka yang datang belakangan di malam hari, suasananya jadi mirip seperti yang dikisahkan dalam siaran, penuh dengan kerumunan orang panik dengan lampu-lampu sorot polisi bersinar ke sana sini.

Panik bermunculan di seluruh AS karena siaran itu, tapi terutama di negara bagian New York dan New Jersey.

3. Manusia Kera di Delhi

(Sumber listverse.com)

Pada Mei 2001 beredarlah sejumlah laporan di New Delhi, ibukota India, tentang adanya mahluk mirip kera yang muncul di malam hari dan menyerang manusia.

Laporan para saksi mata tidak konsiten, tapi menjurus kepada suatu mahluk setinggi sekitar 1,2 meter berbulu hitam tebal, dengan helm besi, cakar logam, mata merah menyala, dan 3 kancing di dadanya.

Teori tentang ciri Manusia Kera itu bermacam-macam, mulai dari gambaran suatu dewa Hindu, Bigfoot versi India, hingga cyborg yang mendadak aktif setelah memercikan air kepada motherboard komputer yang tersembunyi di bawah bulu dadanya.

Banyak orang yang mengaku dicakar dan 2 (atau 3) orang meninggal setelah melompat dari puncak bangunan-bangunan atau jatuh dari tangga karena panik setelah menyangka ada yang menyerang. Lebih dari 15 orang mengalami luka, gigitan, dan cakaran.

2. Kepanikan Penis

(Sumber listverse.com)

Kepanikan penis adalah kejadian histeria massa ketika kaum pria dalam suatu populasi mendadak percaya bahwa alat kelamin mereka mengecil atau menghilang seluruhnya.

Kepanikan jenis ini telah terjadi di seluruh dunia, terutama di Afrika dan Asia. Dalam banyak kejadian, penduduk setempat percaya bahwa perubahan fisik seperti itu dapat menyebabkan kematian.

Dalam kasus-kasus ketika ketakutan hilangnya penis merupakan akibat dari kondisi lain, dilakukanlah diagnosis dan perawatan psikologis.

Semakin jelaslah bahwa jenis histeria massa ini lebih jamak daripada yang diduga sebelumnya. Kadang-kadang terjadi cedera karena kaum pria yang merasa gundah mencoba menggunakan jarum, kait, tali pancing, atau bahkan tali sepatu untuk mencegah menghilangnya penis mereka.

Pada 1967 terjadi wabah di Singapura sehingga mencapai ribuan laporan kasus. Pemerintah dan wewenang kesehatan meredam wabah ini melalui kampanye besar-besaran untuk meyakinkan kaum pria bahwa penciutan tidak mungkin terjadi berbarengan dengan sensor media tentang penyebaran kondisi itu.

1. Wabah Tarian

(Sumber listverse.com)

Wabah Tarian pada Juli 1518 adalah kasus mania tarian yang terjadi di Strasbourg, Prancis, yang saat itu merupakan bagian dari Takhta Suci Romawi.

Banyak orang menari selama beberapa hari tanpa beristirahan. Wabah dimulai pada Juli 1518 ketika seorang wanita bernama Frau Troffea mulai menari di seuatu jalan Strasbourg dan berlangsung antara 4 hingga 6 hari.

Hanya dalam waktu seminggu, ada 34 orang lain yang ikut menari. Dalam 1 bulan, ada 400 orang yang ikut serta. Kebanyakan dari mereka akhirnya meninggal karena serangan jantung, stroke, atau kelelahan.

Beberapa dokumen, misalnya "catatan dokter, khotbah cathedral, harian lokal dan regional, dan bahkan catatan dewan kota Strasbourg" menyebut dengan jelas bahwa para korban telah menari.

Tidak jelas alasan mereka menari hingga meninggal, atau apakah mereka menari dengan sukarela.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya