Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia baru saja mengeluarkan uang kertas terbaru. Kehadirannya pun mencuri perhatian rakyat Indonesia yang ingin tahu, siapa gerangan pahlawan dan keunikan budaya atau alam yang termuat di dalamnya.
Namun, tahukah Anda, ternyata uang kertas kita sudah lama jadi sorotan dunia. Dianggap menarik bahkan 'aneh'.
Advertisement
Baca Juga
Dilansir dari laman latitudes.nu, Senin (19/12/2016), uang Indonesia menjadi sorotan karena memiliki banyak desain dan karakter.
Sementara itu, denominasi yang juga tak sedikit, membuat rakyat di Tanah Air bisa dengan mudah menjadi 'jutawan'. Maksudnya?
Berikut beberapa fakta menarik lain soal uang Indonesia:
1. Desain Unik dan Beragam
Nama rupiah berasal dari bahasa Sansekerta untuk perak tempa, rupya. Kala itu, sebutan tersebut merujuk pada koin yang diperkenalkan oleh seorang penguasa Abad ke-16 di India Utara.
Koin jitu terbuat dari perak. Dari sana lah, rupee atau rupiah menjadi nama umum untuk alat pembelian di banyak negara di sepanjang Samudra Hindia. Seperti India, Pakistan, Seychelles dan Sri Lanka dan akhirnya sampai ke Indonesia.
Sementara di Indonesia, jauh sebelum republik ini berdiri, uang gulden Nederlands-Indische atau Hindia Belanda digunakan dalam masa kolonial.
Rupiah baru diperkenalkan tepat setelah Indonesia menyatakan kemerdekaannya. Selama perang kemerdekaan 1945-1949, beberapa versi dari rupiah dikeluarkan.
Kendati demikian pada 1953, ketika Bank Indonesia didirikan, muncul lah uang rupiah dalam bentuk resmi.
Kira-kira setiap 10 tahun, versi barunya lalu diterbitkan.
Beda dengan uang kertas sejumlah negara, yang hanya menampilkan desain terbatas, gambar uang kertas rupiah kerap berubah dari waktu ke waktu. Biasanya, ada potret pahlawan nasional dan landmark budaya.
Semua uang kertas memiliki warna yang khas. Misalnya, dalam seri uang kertas Rp 1.000 saat ini, berwarna biru dan hijau dengan gambar Kapiten Pattimura di sisi depan dan pemandangan Pulau Maitara dan Tidore di Maluku Utara di baliknya.
Lainnya, uang Rp 100.000 yang menyematkan gambar pasangan proklamator Indonesia yakni Soekarno dan Hatta. Dengan bangunan Gedung DPR pada sisi sebaliknya.
Berikut daftar denominasi desain gambar di bagian depan dan belakang:
- Rp 100.000 - Soekarno, M. Hatta (proklamator sekaligus Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia pertama); Gedung DPR.
- Rp 50.000 - I Gusti Ngurah Rai (pahlawan asal Bali); Danau Beratan
- Rp 20.000 tahun 2004 - Otto Iskandar Dinata; pemetik teh
- Rp 10.000 tahun 2010 - Sultan Mahmud Badaruddin II (Sultan Palembang); rumah adat Palembang
- Rp 5.000 tahun 2001 - Tuanku Imam Bondjol (pahlawan dari Sumatera Barat); wanita penenun
- Rp 2.000 dari tahun 2009 - Pangeran Antasari (Pangeran Banjar, Kalimantan Selatan); tari dayak
- Rp 1.000 tahun 2000 - Pattimura (pahlawan nasional dari Maluku); perahu memancing; gunung berapi
Koin rupiah Indonesia
- Rp 1.000 (terbaru) - angklung (alat musik)
- Rp 500 - bunga melati
- Rp 200 - Jalak Bali (Nama burung asal Bali)
- Rp 100 (koinputih) - burung Kakaktua (koin kuning) - Karapan Sapi
- Rp 50 - Kepodang (burung)
Advertisement
2. Semua Orang Indonesia 'Jutawan'?
Uang kertas rupiah Indonesia hadir dalam banyak denominasi alias banyak nol-nya, yakni 1.000, 2.000, 5.000, 10.000, 20.000, 50.000 dan 100.000 rupiah.
Pada 2004 dan 2005, versi terbaru dari 10.000-100.000 dikeluarkan, sementara pada 2009 terbit pecahan 2.000 baru untuk pertama kalinya.
Ada juga 3 koin, dalam denominasi rupiah 100, 500 dan 1.000. Awalnya ada juga koin 25 dan 50 rupiah, namun keduanya mulai ditarik dari peredaran karena nilai materialnya melebihi nilai koin itu sendiri.
Dan tahukah Anda, uang rupiah juga pernah punya pecahan sen. Karena inflasi, tidak ada koin sen atau uang kertas dengan nilai tersebut.
Pada tahun 1953, Bank Indonesia mengeluarkan uang kertas senilai Rp 5. Namun, setelahnya lembaran duit dicetak dengan nilai yang lebih besar.
Inflasi besar-besaran di Indonesia pernah terjadi pada tahun 60-an dan 70-an, juga selama krisis moneter yang menimpa Asia pada akhir tahun 90-an. Kala itu rupiah mengalami devaluasi besar.
Bagaimana dengan masa depan rupiah? Sejak uang kertas saat ini memiliki setidaknya 3 angka nol.
Bank Indonesia mengusulkan redominasi rupiah dengan memotong 3 digit nol. Jadi uang Rp 100.000 wacananya akan digantikan oleh Rp 100.
Langkah tersebut sejatinya bisa menyederhanakan transaksi terutama saat berada di nilai jutaan.
Meski jauh lebih nyaman, beberapa orang khawatir, kebijakan demikian malah akan menyebabkan peningkatan devaluasi rupiah.