Liputan6.com, Washington, DC - Ibu Negara Amerika Serikat (AS) Michelle Obama mengatakan, saat ini banyak rakyat AS yang tidak memiliki harapan. Ucapannya tersebut dipicu kemenangan Donald Trump dalam pemilu presiden AS.
"Kita merasakan perbedaannya sekarang. Lihat, saat ini kita merasakan bagaimana rasanya tidak memiliki harapan," ujar Michelle kepada Oprah Winfrey seperti dilansir CNN, Rabu (21/12/2016).
"Barack dan saya sangat percaya bahwa tak ada yang tersisa jika kita tak punya harapan," tambah Michelle.
Advertisement
Meski demikian, Michelle tegas menyatakan dirinya mendukung pemerintahan baru yang kelak akan dipimpin Trump.
"Kita harus bergerak maju--semua dari kita, itu penting. Itu salah satu alasan yang memicu saya dan Barack sangat mendukung transisi. Tidak peduli bagaimana perasaan kita, sangat penting bagi kesehatan bangsa ini untuk mendukung panglima tertinggi," ujar perempuan yang pernah mengenyam pendidikan di Harvard Law School itu.
"Semuanya tidak akan berakhir ketika suami saya berhenti menjabat. Kita akan bangkit dan inilah yang terbaik bagi AS. Jadi kita akan siap untuk menyambut presiden berikutnya dan melakukan apa pun untuk memastikan dia berhasil. Karena kesuksesan dia, kesuksesan kita semua," tuturnya.
Baca Juga
Sebelumnya, Michelle sudah pernah bertemu untuk pertama kalinya dengan Nyonya Trump, Melania. Kala itu Trump dan istrinya berkunjung ke Gedung Putih, yang menandai dimulainya transisi.
Dalam pertemuan tersebut, Michelle memberikan dukungan moral kepada Melania yang pernah disebut menjiplak pidatonya.
"Saya katakan kepada Melania, 'Anda tidak akan pernah tahu apa pun setidaknya sampai Anda benar-benar tinggal di sini (Gedung Putih).' Hal tersebut sebelumnya pernah disampaikan Laura Bush dan eks ibu negara lainnya kepada saya," ungkap Michelle.
Michelle pun mengaku pihak Laura Bush sangat membantunya selama ia menjadi penghuni Gedung Putih. Ia pun menjanjikan hal yang sama kepada Melania.
"Kami akan melakukan apa pun yang mereka butuhkan untuk meraih keberhasilan. Itulah salah satu hal yang saya tegaskan kepada Melania," ucapnya.
Pada masa-masa kampanye, Michelle adalah pendukung vokal Hillary Clinton. Ia acap kali mengkritik keras Trump.
Namun kini, setelah Trump dinyatakan memenangkan pilpres AS, sosok Melania pun dibayang-bayangi karakteristik kuat Michelle sebagai seorang ibu negara -- ditambah lagi kemunculan putri tirinya, Ivanka Trump, yang bisa saja akan jadi first lady yang sesungguhnya.
Sebagai first lady, Michelle lekat dengan kepribadian yang bugar, memiliki intelektualitas tajam, serta selera berbusana yang dipuji banyak pihak. Ia mampu tampil "sejajar" dengan sang suami di panggung dunia.
Sementara pribadi Melania yang merupakan eks model masih menjadi tanda tanya. Latar belakang pendidikannya tak begitu jelas, namun disebut-sebut kalah jauh dari Michelle Obama, Laura Bush, terlebih Hillary Clinton.