Liputan6.com, Wina - Setelah tertembaknya Anis Amri, warga negara Tunisia tersangka teror truk maut di Berlin, Jerman, polisi mengumumkan menangkap seorang lain yang diduga terkait serangan tersebut.
"Pria Tunisia berusia 40 tahun ditahan di Berlin sehubungan dengan serangan truk maut pekan lalu di pasar Natal," demikian dilaporkan jaksa negara bagian Jerman seperti dikutip dari BBC, Kamis (29/12/2016).
Baca Juga
"Nomornya ditemukan di ponsel Anis Amri, pria yang menewaskan 12 orang setelah membajak sebuah truk dan menabrakkannya ke pasar Natal," ujar jaksa.
Advertisement
Polisi kemudian menggerebek rumah dan tempat kerja pria itu di daerah Tempelhof Berlin, demikian dilaporkan media Jerman.
Pihak berwenang menyebutkan, mereka akan menunggu sampai Kamis untuk memutuskan apakah akan secara resmi menangkapnya.
Amri Anis ditembak mati oleh polisi di Milan pada Jumat, 23 Desember 2016 malam lalu, empat hari setelah serangan. Pria 24 tahun itu menembaki dan melukai seorang petugas saat pemeriksaan rutin.
Sementara itu, dari hasil penyelidikan terkini, pemerintah mengatakan bahwa sistem pengereman otomatis truk yang kemungkinan mencegah banyaknya korban jiwa.
Sistem itulah yang menghentikan aksi si pembajak truk.
Diduga kuat sopir asli truk, Lukasz Urban, berusaha merebut kemudi ketika disandera di kursi penumpang. Namun dokter kemudian mengatakan pria itu ditembak beberapa jam sebelum Amri mencuri kendaraannya.
Perburuan Anis Amri
Polisi di Belanda mengatakan kemungkinan besar sosok Amri yang terlihat di CCTV di Stasiun Nijmegen.
Kini mereka sedang menyelidiki apakah ia melakukan perjalanan ke sana, segera setelah serangan di pasar Natal. Hal itu menjadi kemungkinan setelah ditemukan sebuah sim card Belanda di ranselnya.
Mereka menduga ia mungkin mendapatkan sim card miliknya di Stasiun Nijmegen. Dari itu ia diperkirakan naik bus enam jam ke Stasiun Lyon-Part-Dieu di Prancis, lalu menumpang kereta api ke Milan melalui Chambery dan Turin.
Sim card yang ditemukan di tas punggungnya dikeluarkan antara 20 dan 22 Desember di salah satu dari tiga kota Belanda. Menurut media Italia, kemungkinan Breda, Zwolle dan Nijmegen.
Hal itu dilaporkan secara luas setelah serangan polisi Jerman saat melakukan pencarian di pusat pengungsi di Emmerich, tepat di seberang perbatasan di Nijmegen.
Amri mampu melakukan perjalanan dari Berlin meski surat perintah penangkapan terhadapnya sudah dikeluarkan Eropa. Hal itu pun lantas menimbulkan pertanyaan besar atas keamanan di sana.
Saksikan juga video menarik berikut ini: