Teroris Al Shabab Ledakkan Bom Lalu Serbu Hotel di Mogadishu

Hingga saat ini serangan dilaporkan masih terjadi. Sebelumnya, kelompok ini meledakkan sebuah bom mobil bunuh diri di gerbang hotel.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 25 Jan 2017, 16:05 WIB
Diterbitkan 25 Jan 2017, 16:05 WIB

Liputan6.com, Mogadishu - Sejumlah pria bersenjata dari kelompok ekstremis Somalia masuk ke sebuah hotel di ibu kota negara itu. Sebelumnya, mereka melancarkan serangan bom mobil bunuh diri yang diledakkan di gerbang hotel.

Puluhan orang termasuk di antaranya beberapa anggota parlemen diperkirakan tengah berada di hotel Dayah di Mogadishu pada saat serangan terjadi. Demikian disampaikan oleh kapten Mohamed Hussein seperti dikutip dari Associated Press, Rabu, (25/1/2017).

Hingga saat ini, peristiwa penyerangan dikabarkan masih berlangsung. Dan jumlah korban baik yang terluka mau pun tewas belum dapat dikonfirmasi.

Sementara itu, melalui radio online, Andalus, kelompok militan al-Shabab mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Mereka mengatakan, para anggotanya berhasil memasuki hotel dan "operasi masih berlangsung hingga saat ini."

Al-Shabab selama ini kerap menargetkan hotel dan sejumlah tempat umum lainnya yang sering dikunjungi oleh pejabat, baik lokal mau pun asing. Kelompok itu diketahui berafiliasi dengan Al Qaeda.

Pada Juni tahun 2016 lalu, sejumlah orang bersenjata menyerbu hotel Nasa-Hablod dan menewaskan 14 orang. Dua pekan sebelumnya, setidaknya 15 orang tewas terbunuh termasuk di antaranya dua anggota parlemen dalam sebuah serangan di Ambassador Hotel.

Meski berhasil dipukul mundur di sejumlah wilayah, namun kelompok ini terus melancarkan serangan mematikan di sebagian besar wilayah Somalia tengah dan selatan. Pada awal bulan ini, ledakan bom terjadi di sebuah restoran di Mogadishu dan menewaskan tiga orang.

Bom mobil bunuh diri juga meledak di sebuah pos pemeriksaan keamanan di dekat Bandara Internasional Mogadishu, menewaskan sedikitnya tiga orang.

Berbagai serangan al-Shabab telah mengancam upaya Somalia untuk bangkit dari kekacauan. Setidaknya, pilpres dan berbagai langkah pemulihan terpaksa tertunda karena alasan keamanan dan kekhawatiran lainnya.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya