Jihad Selfie Jadi Pembuka Festival Film Indonesia di London

Jihad Selfie berkisah tentang kegalauan seorang remaja Aceh yang tergoda untuk bergabung dengan ISIS.

oleh Liputan6 diperbarui 05 Mar 2017, 13:02 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2017, 13:02 WIB
Jihad Selfie
Jihad Selfie

Liputan6.com, London - Jihad Selfie, sebuah film dokumentar karya sutradara Noor Huda Ismael menjadi pembuka festival film Indonesia "Film of The Archipelago" yang diadakan di Deptford Cinema, sebuah bioskop berbasis komunitas di bagian tenggara London, Lewishan. Ajang ini berlangsung dari tanggal 4 hingga 26 Maret.

Dubes RI untuk Inggris D Rizal Sukma menghadiri pemutaran dokumenter tentang perekrutan anggota ISIS lewat media sosial seperti Facebook, Twitter, WhatsApp, Instagram dan Skype itu. Demikian seperti dilansir Antara, Minggu, (5/3/2017).

Jihad Selfie pertama kali diputar di Jenewa, Swiss, pada Juni 2016. Film ini berkisah tentang kehidupan kegalauan seorang remaja 16 tahun asal Aceh, Teuku Akbar Maulana yang mendapatkan beasiswa dari pemerintah Turki untuk belajar di sekolah menengah Imam Hatib di Kayseri.

Dua teman sekolah Akbar yang juga warga Indonesia bergabung dengan ISIS melalui sosial media. Akbar pun mempertimbangkan untuk melakukan hal serupa.

Pemutaran dokumenter tersebut diikuti dengan diskusi, yang dihadiri oleh pakar politik Indonesia dari SOAS Michael Buehler dan analis utama di IHS Markit Country Risk Anton Alifandi.

Anton mengatakan Jihad Selfie menggambarkan efektivitas komunikasi ISIS dalam membujuk orang-orang yang ingin berperang di pihak mereka.

"Kisah-kisah pribadi yang ditampilkan dalam film ini oleh Teuku Akbar Maulana, Yusuf, dan Achmad Junaidi membuat film ini menarik," kata Anton.

Mantan penyiar BBC Indonesia itu menambahkan film dokumenter dari BBC tentang Jamaah Islamiyah di Indonesia bisa digunakan sebagai pembanding untuk memahami gerakan dari generasi sebelumnya.

Selain memutar dokumenter Noor Huda Ismail, Film of The Archipelago juga akan memutar film laga "The Raid" karya Gareth Evans yang dibintangi oleh Iko Uwais, Street Punk Banda Aceh, "Jalanan", "Maryam", "Lovely Man" dan "Headshot" dan "Pintu Terlarang".

Menurut Lenah Susianty, salah satu penggagas acara itu, festival diselenggarakan untuk memperkenalkan sinema Indonesia ke warga Inggris.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya