Nobar Film Jihad Selfie, Bahas Ancaman Medsos dan ISIS

Pada Kamis (18/8/2016), kanal Global Liputan6.com mengadakan pemutaran film mengenai perekrutan anggota ISIS melalui media sosial.

oleh Citra Dewi diperbarui 18 Agu 2016, 17:06 WIB
Diterbitkan 18 Agu 2016, 17:06 WIB
Jihad Selfie
Kanal Global Liputan6.com mengadakan pemutaran Film Jihad Selfie pada Kamis (18/8/2016) (Liputan6.com/Citra Dewi)

Liputan6.com, Jakarta - Terorisme telah menjadi isu global yang selama ini menjadi ancaman bagi seluruh negara, tak terkecuali Indonesia. Dinamika terorisme pun terus berlangsung, termasuk dari segi perekrutan anggota kelompok teror.

Seiring berkembangnya teknologi informasi, perekrutan anggota kelompok teror pun turut mengalami perubahan, salah satunya melalui media sosial atau medos.

Pengguna media sosial aktif, yaitu remaja dan pemuda yang sedang mengalami fase aktualisasi dan pencarian jati diri, menjadi sasaran empuk bagi kelompok tersebut.

Hal itu melatar belakangi seorang akademisi sekaligus aktivis sosial, Noor Huda Ismail, untuk mengangkatnya menjadi sebuah film dokumenter berjudul, Jihad Selfie.

Menurut keterangan Noor Huda, ia membuat film itu untuk menelusuri fenomena perekrutan remaja secara instan oleh kelompok teror ISIS. Selain itu, Jihad Selfie juga digunakannnya sebagai cara untuk melawan terorisme dengan gaya yang dapat diterima dengan mudah oleh anak muda.

"Film ini saya buat untuk menjadi counter yang asik bagi anak muda, karena orang cenderung memilih media yang cocok dengan dirinya," ujar Noor Huda dalam pemutaran film Jihad Selfie yang diadakan oleh kanal Global Liputan6.com di SCTV Tower Kamis (18/8/2016).

Tak hanya pemutaran film, dalam acara yang juga dihadiri oleh para blogger tersebut juga dilakukan diskusi yang menghadirkan salah satu narasumber utama Jihad Selfie, Teuku Akbar Maulana.

Akbar merupakan remaja asal Aceh yang sedang bersekolah di Turki dan tak sengaja bertemu Noor Huda di sebuah warung kebab di sana. Ia nyaris menyeberang ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS karena tertarik atas 'promosi' kelompok itu di media sosial.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya