Sempat Disandera, 2 Staf PBB Asal Malaysia Keluar dari Korut

WFP mengonfirmasi karyawannya yang tak boleh keluar dari Korea Utara kini sudah berada di China.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 10 Mar 2017, 14:30 WIB
Diterbitkan 10 Mar 2017, 14:30 WIB
Bandara Pyongyang, Korea Utara yang menjadi tempat terdamparnya 11 warga Malaysia. (AFP)
Bandara Pyongyang, Korea Utara yang menjadi tempat terdamparnya 11 warga Malaysia. (AFP)

Liputan6.com, Beijing - Dua pekerja PBB dalam daftar 11 orang Malaysia yang dilarang meninggalkan Korea Utara berhasil keluar dari negeri itu. Menurut informasi dari PBB, mereka sudah diterbangkan dari Pyongyang. 

Melansir laporan BBC, Jumat (16/3/2017), kedua orang yang dipekerjakan oleh World Food Programme (WFP) tiba di Beijing China pada Kamis 10 Maret 2017.

Dalam sebuah pernyataan singkat, WFP mengonfirmasi karyawannya yang kini sudah berada di China. "Staf itu adalah pegawai sipil internasional dan bukan merupakan perwakilan dari pemerintah negara asal mereka," jelas mereka.

Seorang pejabat pemerintah mengatakan bahwa Malaysia tidak berperan dalam pembebasan kedua orang yang memegang dokumen perjalanan PBB.

Keberangkatan mereka meninggalkan sembilan warga Malaysia di Korea Utara. Sementara pihak berwenang Negeri Jiran mengatakan ada sekitar 1.000 warga Korea Utara saat ini yang ada di Kuala Lumpur dan sekitarnya. 

Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak menulis di Facebook bahwa ia telah berbicara dengan Encik Mohd Nor Azrin, konselor di Kedutaan Besar Malaysia di Korea Utara.

"Saya telah memberi jaminan bahwa pemerintah akan melakukan apapun yang bisa dilakukan untuk memastikan mereka kembali pulang dengan selamat dan sesegera mungkin," tulis PM Najib.

"Meskipun menahan mereka keluar dari negaranya, pemerintah Korea Utara telah meyakinkan kami atas keselamatan warga Malaysia. Mereka bebas menjalani kehidupan sehari-hari seperti biasa."

Korea Utara dan Malaysia pada Selasa 7 Maret 2017 lalu saling melarang warga dari kedua negara keluar dari negeri tersebut. Hal itu terjadi karena kasus pembunuhan saudara tiri pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, Kim Jong-nam.

Kim Jong-nam diduga kuat tewas akibat terpapar racun pelumpuh syaraf VX nerve agent di bandara Kuala Lumpur. Malaysia tak secara langsung menyalahkan Korea Utara berada di balik pembunuhan tersebut, tapi ada kecurigaan bahwa Pyongyang bertanggung jawab.

Penyidik ​​telah menuntut Korea Utara menyerahkan tersangka, tiga di antaranya diduga bersembunyi di kedutaan Korea Utara di Malaysia.

Namun Korea Utara membantah keras semua tuduhan tersebut.

Pada Rabu 8 Maret, sebuah video pemuda bernama Kim Han-sol, putra Kim Jong-nam beredar. Pejabat di Kementerian Unifikasi Korea Selatan dan Badan Intelijen Nasional yang mengonfirmasi identitasnya.

Dalam klip pendek itu, dia menyatakan tengah bersama ibu dan adiknya tapi tak mengatakan berada di mana. Ini adalah penampilan pertamanya sejak kematian sang ayah. "Kami berharap kondisi ini akan segera lebih baik," katanya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya