Liputan6.com, Bangkok - Kepolisian Thailand mengumumkan, mereka berhasil membongkar plot pembunuhan terhadap Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha. Rencana pembunuhan itu diketahui setelah aparat mengungkap tempat persembunyian senjata milik seorang aktivis anti-junta yang tengah buron.
Ini merupakan penemuan senjata milik gerakan kaus merah terbaru, yaitu sebuah kelompok politik yang loyal kepada mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra.
Polisi pada Sabtu lalu menemukan puluhan senapan dan granat bersama dengan ribuan amunisi di sebuah rumah milik pemimpin kaus merah Wuthipong Kochathamakun. Yang bersangkutan telah menjadi buronan sejak terjadinya kudeta militer.
Advertisement
Terkait penemuan senjata tersebut, polisi juga menangkap sembilan orang.
"Kami menemukan senapan dengan teropong. Kami jamin ini bukan untuk menembak burung, melainkan untuk membunuh pemimpin negara," ujar Kepala Kepolisian Thailand Jakthip Chaijinda seperti Liputan6.com kutip dari The Sydney Morning Herald, Senin, (20/3/2017).
Prayuth, yang sebelumnya merupakan Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Thailand menggulingkan pemerintahan Yingluck Shinawatra pada tahun 2014 melalui sebuah kudeta militer. Yingluck merupakan adik dari Thaksin.
Pemerintahan junta militer menyatakan, pihaknya berhasil menemukan puluhan tempat persembunyian senjata milik kelompok yang setia kepada klan Shinawatra. Mereka menyimpulkan, persediaan senjata ini menunjukkan adanya pihak yang berusaha menciptakan instabilitas dan merebut kekuasaan.
Meski demikian, polisi tidak menunjukkan bukti lain dari dugaan plot pembunuhan terhadap PM Thailand. Jakthip hanya mengatakan, Wuthipong dan jaringannya sempat memprediksikan melalui media sosial bahwa PM Chan-ocha akan dibunuh.