Liputan6.com, London - Sejumlah wisatawan terjebak di dalam London Eye saat area di sekitarnya ditutup menyusul serangan teror di Jembatan Westminster dan Gedung Parlemen Inggris pada Rabu 22 Maret 2017.
Para turis yang berada di dalam kapsul objek wisata ikonik itu harus menunggu sekitar satu jam sebelum akhirnya bisa keluar, termasuk mereka yang berada di ketinggian hampir 135 meter, di puncak London Eye. Â
Lucas Rengifo yang berasal dari Madrid, Spanyol bisa melihat pergerakan polisi dan petugas penanganan gawat darurat dari atas roda pengamatan terbesar di dunia itu.
Ia mengatakan, kala itu, penumpang hanya diberi tahu bahwa ada insiden di bawah.
Baca Juga
"Kami pikir yang dimaksud insiden itu adalah kecelakaan lalu lintas, hingga akhirnya kami melihat mobil-mobil (milik aparat) itu dan London Eye dihentikan," kata dia seperti dikutip dari CNN, Kamis (23/3/2017).
Rengifo mengaku harus menanti lebih dari satu jam untuk bisa keluar dari kapsul.
Sementara, wisatawan lain, Hans Edvard Askjer mengaku menyaksikan seorang perempuan dievakuasi dari Sungai Thames setelah serangan teror terjadi.
Video yang diambil dari bawah London Eye menunjukkan, para penumpang yang terjebak terlihat mondar-mandir di dalam kapsul.
Sementara pihak London Eye mengatakan, mereka menahan para penumpang di dalam kapsul demi alasan keamanan,
Pengelola mengumumkan, sekitar sejam kemudian mereka membolehkan para wisatawan untuk keluar.
Advertisement
Penyerangan di jantung pemerintahan Inggris terjadi beruntun. Awalnya pelaku menabrakkan mobilnya ke para pejalan kaki di Jembatan Westminster, London.
Aksinya kejinya itu setidaknya menewaskan seorang perempuan dan membuat sejumlah orang lainnya cedera.
Tak berapa lama kemudian, pelaku yang sama berlari ke arah Gedung Parlemen Inggris. Ia menyerang polisi yang berjaga di sana dengan sebuah pisau panjang. Aksinya itu kemudian dihentikan timah panas polisi.
Tembakan yang dilepaskan sekitar pukul 14.40 waktu setempat, menewaskan pelaku yang belum diketahui identitasnya tersebut.
Setidaknya empat tewas dalam insiden teror Inggris yang terjadi tepat setahun peringatan serangan di Brussel, Belgia.