Dubes AS untuk PBB: Assad Harus Lengser Jika Ingin Suriah Damai

Dubes AS untuk PBB mengusulkan agar Presiden Bashar al-Assad harus lengser jika ingin ciptakan damai di Suriah.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 10 Apr 2017, 07:21 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2017, 07:21 WIB
Dubes AS untuk PBB Nikki Haley (Mary Altaffer/AP)
Dubes AS untuk PBB Nikki Haley saat membuka pertemuan Dewan Keamanan PBB tentang situasi di Suriah (Mary Altaffer/AP)

Liputan6.com, Washington, D. C. - Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Nikki Haley, menilai bahwa pergantian rezim dan menghentikan perang sipil di Suriah kini menjadi salah satu prioritas Presiden Donald Trump.

Tujuan lain yang menjadi prioritas Washington di Suriah antara lain menghancurkan ISIS, menjauhkan Suriah dari pengaruh Iran, dan melengserkan Presiden Bashar al-Assad.

"Opsi politik tak akan jadi pertimbangan jika al-Assad masih menjadi kepala negara. Jika kalian lihat perbuatannya, jika kalian lihat situasinya, sulit untuk mencapai perdamaian dengan al-Assad sebagai pemimpinnya. Pergantian rezim adalah apa yang kami pikirkan," kata Nikki Haley kepada CNN seperti yang dikutip The Guardian, Senin, (10/4/2017).

Pernyataan ibu dua anak ini berbeda dengan yang ia ujarkan pada 30 Maret 2017, sehari sebelum serangan senjata kimia di Idlib, Suriah, yang memicu serangan misil balasan yang dilakukan AS ke bandar udara Shayrat.

"Ini tentang prioritas, dan prioritas kami (AS) adalah tak lagi berfokus untuk memaksa Assad lengser," ujar Haley pada 30 Maret 2017, sehari sebelum serangan senjata kimia Idlib.

Kini, pernyataan Haley selaras dengan ucapan Sekretaris Luar Negeri AS Rex Tillerson yang mengatakan pada Sabtu, 8 April 2017 bahwa prioritas utama Washington adalah untuk mengalahkan ISIS dan selanjutnya menstabilkan kondisi di Suriah.

"Saya pikir kita dapat mengalihkan perhatian kita untuk menstabilkan situasi di Suriah," ujar Tillerson.

Pasukan Suriah kembali meluncurkan serangan udara pada Sabtu, 8 April 2017 di sebuah wilayah Idlib yang diklaim militer al-Assad dikontrol oleh teroris. Menurut laporan Syrian Observatory for Human Rights, serangan itu tewaskan 18 warga sipil, lima di antaranya anak-anak.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya