Liputan6.com, Praia - Pada 3 hingga 6 Juli 2017 Duta Besar RI untuk Senegal merangkap Cape Verde, Mansyur Pangeran melakukan kunjungan kerja ke Praia, Ibu kota Cape Verde. Dalam kesempatan tersebut, Mansyur berkesempatan bertemu Perdana Menteri Ulisses Correia E Silva.
Pertemuan tersebut ditujukan untuk membahas potensi kerja sama kedua negara. Menurut Mansyur, bidang yang punya peluang untuk dijajaki kerja samanya adalah industri kemaritiman serta transportasi laut dan udara.
Melihat potensi ini, Mansyur mempromosikan produk industri perkapalan PT. PAL dan PT. Dirgantara Indonesia (DI) untuk industri pesawat.
Advertisement
Terkait penjajakan kerja sama, PM Cape Verde menyambut dengan baik. Ia bahkan mengusulkan adanya bentuk konkret dalam waktu dekat seperti menjadikan Pulau Sall dan Bali sebagai sister city atau kota kembar.
Baca Juga
Dalam konteks diplomatik, PM Ulisses akan segera memberikan aksi timbal balik terkait kebijakan bebas visa bagi warga negara Indonesia yang melakukan kunjungan ke negaranya.
"Cape Verde menginginkan kerja sama yang konkret di berbagai bidang dengan menawarkan kemudahan fasilitas yang didasarkan pada kesepakatan timbal balik," sebut Ulisses dalam keterangan pers KBRI Dakar seperti diterima Liputan6.com pada Minggu 9 Juli kemarin.
Saat berbincang dengan Mansyur, Ulisses juga menyampaikan undangannya kepada para pengusaha Indonesia untuk hadir dalam acara Bisnis Forum dan Pameran Perdagangan Internasional yang akan diadakan di Praia pada Oktober 2017.
Selain bertemu PM Ulisses, Mansyur juga bertatap muka dengan KADIN Cape Verde untuk membahas potensi kerja sama di bidang kelautan. Dari keterangan KADIN Cape Verde didapat informasi negara itu ingin menjalin kerja sama di bidang transportasi laut.
Hal ini karena Cape Verde merupakan pusat usaha angkutan kargo di kawasan Afrika. Oleh karena itu, mereka menawarkan agar RI berinvestasi menjadikan pelabuhan di negara itu, sebagai hub port di wilayah Afrika.
Cape Verde merupakan negara kepulauan dengan jumlah penduduk 538.000 jiwa yang terletak di Samudera Atlantik, sebelah barat Benua Afrika. Devisa negara ini utamanya berasal dari sektor pariwisata dan hasil laut.