Angka Pembelot Korut ke Korsel Turun Drastis, Ada Apa?

Kementerian Unifikasi Korea mengatakan, dari bulan Januari hingga Agustus 2017, 'hanya ada 780' warga Korut yang kabur ke Korsel.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 18 Sep 2017, 16:04 WIB
Diterbitkan 18 Sep 2017, 16:04 WIB
Korut Tawarkan 13 Pembelot untuk Bertemu Keluarga
Bendera China dan Korut di Depan Restoran Korut di Ningbo, China (Reuters)

Liputan6.com, Seoul - Pejabat Korea Selatan baru-baru ini mengatakan bahwa jumlah pembelot Korea Utara menurun cukup drastis. Angkanya mencapai 13 persen untuk tahun ini. Tahun lalu, jumlahnya mencapai lebih dari 20 persen.

Kementerian Unifikasi Korea mengatakan, dari bulan Januari hingga Agustus 2017, 'hanya ada 780' warga Korut yang kabur ke Korsel.

Turunnya jumlah pembelot bisa jadi karena Korea Utara makin memperketat pengawasan terhadap rakyatnya.

"Dan menambah jumlah pasukan di perbatasan di China," kata Menteri Unifikasi, Park Byeong-seung seperti dikutip dari Yonhap pada Senin (18/9/2017).

Dari 780 pembelot, 56,9 persen adalah buruh dan petani. Angka ini lebih tinggi 16,1 persen dari tahun sebelumnya. Sementara, 3,5 persen sisanya adalah tentara dan PNS.

"Kebanyakan dari mereka yang membelot adalah alasan kemiskinan. Namun, kami harus memperhatikan bahwa dalam beberapa hari belakangan, mereka yang punya kehidupan mapan di Korut pun ingin membelot. Sementara lainnya, beralasan demi pendidikan anaknya," lanjut Park tanpa memberikan detail lebih lanjut.

Dalam perkembangan yang berbeda, Kuwait memutuskan untuk mengusir Duta Besar Korea Utara dan mengurangi misi diplomatiknya di negara itu.

Langkah itu diambil setelah AS meminta aksi internasional melawan Korut terkait program nuklirnya. Kuwait mengusir Dubes Korut beberapa hari setelah PBB menjatuhkan sanksi baru terhadap Pyongyang.

Kuwait adalah satu-satunya negara di Teluk yang memperbolehkan Korea Utara membuka kedutaannya. Ada sekitar 2000 higga 2.500 pekerja Korut di negara itu. Kantor berita Prancis melaporkan, ada ribuan buruh Korea Utara bekerja di berbagai negara Teluk.

Korea Utara dan Selatan secara teknis masih berperang, karena konflik di antara mereka berakhir pada tahun 1953 dengan sebuah gencatan senjata, bukan sebuah perjanjian damai formal.

Seoul mengatakan, lebih dari 30.000 warga Korea Utara telah membelot ke Korea Selatan sejak berakhirnya Perang Korea, mayoritas melalui China, yang memiliki perbatasan terpanjang dengan Korea Utara.

 

Berenang, Tentara Korut Membelot ke Korsel

Berbagai cara dilakukan warga Korea Utara untuk membelot ke Selatan. Salah satunya adalah berenang.

Hal itu dilakukan oleh tentara Korut yang membelot ke Selatan pada Juni 2017 lalu. Nekat, ia berenang menyeberang Sungai Han.

Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan, tentara itu berenang melintasi bagian yang sangat sempit dari sungai yang berarus cepat. Tentara itu menempelkan busa ke pundaknya untuk membantunya tetap bertahan.

Aksi ini adalah pembelotan kedua yang dilakukan tentara dari Korut ke Korsel dalam kurun waktu berdekatan.

Pekan lalu, seorang tentara Korea Utara melintasi perbatasan yang dijaga ketat yang memisahkan dua negara tersebut. Sebelumnya, pembelotan yang dilakukan oleh tentara Korea Utara juga pernah terjadi pada awal tahun lalu.

Sementara itu, pembelot terbaru yang berenang melintasi sungai, diperkirakan berusia awal dua puluhan. Ia terlihat di Gimpo, sebelah barat ibu kota Seoul, kantor berita Yonhap melaporkan.

Dia berteriak "Jangan bunuh saya, saya di sini untuk membelot", kepada seorang anggota marinir Korea Selatan yang telah melihatnya, lapor Yonhap.

Hingga kini, prajurit masih diinterogasi oleh pejabat militer, sebelum akhirnya dinyatakan lolos dan ikut ke program selanjutnya untuk kemudian diterima menjadi bagian dari Korea Selatan.

 

Saksikan video pilihan berikut ini: 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya