Liputan6.com, Hawaii - Perang retorik antara Presiden AS Donald Trump dan Korea Utara makin memanas. Ada kemungkinan, salah satu di antara mereka akan menekan tombol pelepas rudal tanda perang sebenarnya dimulai.
Mengingat situasi yang tak menunjukkan tanda-tanda perdamaian, warga AS di negara bagian Hawaii yang lokasinya di tengah-tengah Samudra Pasifik diminta bersiap akan serangan nuklir Korea Utara yang sewaktu-waktu bisa mengenai wilayah itu.
Baca Juga
Gene Ward, State Representative Hawaii mengatakan, ia tidak ingin menyalakan tanda bahaya namun, ia menginginkan agar warga bersiap.
Advertisement
Dikutip dari The Independent pada Rabu (27/9/2017), media-media lokal Hawaii melaporkan ada pertemuan tertutup di antara pejabat negara bagian tentang kemungkinan dampak dari serangan nuklir Korut.
Dalam pertemuan itu, para pejabat menduga serangan nuklir Korut akan lebih mengerikan dibanding meminta warga untuk bersiap menghadapi serangan tsunami atau gempa bumi.
Sementara itu, Ward mengatakan warga Hawaii generasi muda kemungkinan lebih takut menghadapi ancaman ataupun dampak dari serangan nuklir.
"Mereka tidak pernah merasakan bagaimana tingal di penampungan atau latihan evakuasi, karena mereka tidak pernah melakukannya. Hal seperti itu bagai mimpi buruk bagi generasi muda," kata Ward.
Meski demikian, Washington Post melaporkan warga Hawaii tidak panik jika sewaktu-waktu Korut menyerang mereka.
Menurut The Post, persiapan menghadapi bencana macam tsunami, badai bukanlah hal baru bagi warga Hawaii. Meski dalam persiapan tersebut, entah itu makanan, air dan obat-obatan wajib untuk kebutuhan tujuh hari, namun mereka justru mempersiapkan lebih dari itu.
Tetapi, tetap saja, pemerintah Hawaii tidak bisa meremehkan potensi serangan nuklir Korut.
Hal itu terungkap dari dokumen rapat tertutup yang didapat koran Honolulu Civil Beat.
Termasuk bab-bab berjudul "Mempercepat Proses Notifikasi Peluncuran Rudal Antara Komando Pasifik AS dengan Pos-Pos Negara Bagian yang Mengeluarkan Peringatan".
Lalu bab berjudul "Publikasi Rudal Balistik Terbaru ke Rencana Operasi Darurat Negara Bagian (sedang berlangsung)."
Dokumen itu juga menyebut negara bagian Hawaii akan mulai menguji sirene sistem peringatan pada bulan November.
Sirene itu akan memberi orang sekitar 12 sampai 15 menit untuk sampai ke tempat yang aman, setelah itu mereka diharuskan tinggal di dalam bangunan selama 48 sampai 72 jam.
Meski demikian Hawaii tidak memiliki tempat penampungan umum hingga saat ini.
Namun dalam catatan yang sangat positif --meski mengerikan-- pada bagian Frequently Asked Question dari dokumen tersebut dicantumkan "perkiraan korban manusia saat ini berdasarkan ukuran (hasil) teknologi senjata nuklir Korea Utara menunjukkan sebuah ledakan berdiameter kurang dari 8 mil berarti sekitar 90 persen dari populasi negara akan bertahan jika terjadi serangan."
Negara Bagian California Juga Bersiap Hadapi Nuklir Korut?
Selain Hawaii, ada laporan dari Foreign Policy yang menyebut pejabat berwenang di California mendesak seluruh badan-badan lokal untuk menopang rencana respons serangan nuklir.
Laporan tersebut berasal dari sebuah buletin berjudul "Nuclear Attack Response Considerations" yang dirilis oleh Los Angeles Joint Regional Intelligence Center bulan lalu. Di dalamnya diperingatkan bahwa sebuah serangan nuklir di Southern California akan menjadi "bencana besar".
Kesiagaan ini muncul setelah Pyongyang menuding Trump mendeklarasikan perang melawan Korut pasca-kicauan Presiden AS itu di Twitter pada 24 September 2017.
"Baru dengar pidato Menlu Korut di PBB. Jika dia menggaungkan pemikiran Little Rocket Man, maka keberadaan mereka tidak akan lama lagi!," demikian bunyi kicauan Trump.
Little Rocket Man merupakan julukan yang diberikan Trump untuk Kim Jong-un.
Laporan yang dimuat Foreign Policy mengutip uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) Korut pada akhir Juli lalu. Secara teoretis, ICBM itu dapat menjangkau Pantai Barat AS. Selain itu, laporan tersebut juga merujuk pada video propaganda yang menunjukkan kehancuran San Fransisco dan Washington.
"Konsekuensi dari serangan nuklir di Southern California akan menjadi bencana besar," ungkap laporan itu. "Meski demikian, entitas pemerintah dan responden pertama --mereka yang dilatih untuk merespons situasi darurat-- diharapkan tetap beroperasi untuk melindungi kehidupan manusia, menjaga ketertiban, dan membantu proses pemulihan".
Advertisement