Survei: Donald Trump Presiden AS Paling Tak Populer

Dukungan terhadap Trump merosot lima persen dari September lalu. Saat ini, ia hanya mampu meraih 38 persen.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 30 Okt 2017, 20:00 WIB
Diterbitkan 30 Okt 2017, 20:00 WIB
Donald Trump Kunjungi Puerto Rico
Presiden AS Donald Trump dan ibu negara Melania Trump setibanya di Luis Muniz Air National Guard Base, Puerto Rico, Selasa (3/10). Trump datang untuk melihat langsung kehancuran akibat terjangan badai Maria di Puerto Rico dua pekan lalu. (AP/Evan Vucci)

Liputan6.com, Washington, DC - Popularitas Donald Trump terjun bebas ke titik terendah sepanjang masa kepemimpinannya, menjadikan sosoknya sebagai Presiden Amerika Serikat era modern yang paling tidak populer.

Hal tersebut terungkap melalui sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh NBC and the Wall Street Journal (WSJ).

Jajak pendapat tersebut menemukan bahwa 58 persen warga AS mencela kinerja Trump. Sementara itu, hanya 38 persen yang mendukungnya atau dengan kata lain terjadi penurunan lima persen dari September. Demikian seperti dikutip dari Independent pada Senin (30/10/2017).

Survei serupa sebelumnya menunjukkan bahwa para pendahulu Trump meraih perolehan lebih tinggi. George W Bush mendapat dukungan 88 persen, Barack Obama 51 persen dan Bill Clinton 47 persen pada tahun pertama kepemimpinan mereka.

Sejumlah momen yang memicu ketidaksukaan publik terhadap Trump, di antaranya respons sang presiden terhadap aksi protes pemain NFL, kegagalannya untuk meloloskan reformasi layanan kesehatan dan kebijakannya dalam menangani badai Maria di Puerto Rico.

Survei menunjukkan keberpihakan terhadap Trump tinggi di sektor ekonomi. Ia meraih dukungan 42 persen, sementara 37 lainnya mencela kinerjanya.

Jajak pendapat dilakukan terhadap 900 orang dewasa, termasuk 753 pemilik suara terpilih. Kebanyakan dari mereka diwawancarai melalui telepon.

Ditanyakan terkait pemilu berikutnya, 48 persen pemilik suara mengatakan bahwa mereka lebih memilih Kongres dikendalikan oleh Partai Demokrat. Ada pun 41 persen menginginkan Partai Republik yang berkuasa.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya