Liputan6.com, Washington, DC - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengomentari aksi komite antikorupsi Arab Saudi pimpinan Putra Mahkota Mohammed bin Salman (32) yang melakukan penangkapan terhadap sejumlah pangeran dan menteri.
Menurut Trump, mereka yang menjadi target lembaga antirasuah tersebut telah "memerah" Saudi selama bertahun-tahun.
Dalam aksi perdananya, "KPK" Saudi menahan 11 pangeran, empat menteri yang masih menjabat, dan belasan eks anggota kabinet pemerintahan.
Advertisement
Puluhan pangeran, pemimpin militer dan menteri ditangkap pada akhir pekan kemarin segera setelah lembaga antikorupsi tersebut dibentuk.
"Saya sangat percaya dengan Raja Salman dan Putra Mahkota Arab Saudi, mereka tahu persis apa yang mereka lakukan," twit Trump pada 6 November.
Dalam kicauan berikutnya, ia menambahkan, "Beberapa dari mereka yang diperlakukan kasar telah 'memerah' negara itu selama bertahun-tahun!"
Baca Juga
Twit Trump tersebut muncul beberapa hari setelah Presiden ke-45 AS itu mendesak perusahaan minyak terbesar di dunia, Saudi Aramco, untuk melantai di bursa saham New York atau Nasdaq. Demikian seperti dikutip dari The Guardian pada Selasa (7/11/2017).
Gedung Putih cukup lama diam atas penangkapan terkait antikorupsi di Saudi yang dimulai pada Sabtu lalu. Sebagian berpendapat bahwa kebijakan tersebut erat kaitannya dengan upaya konsolidasi kekuasaan yang dilakukan oleh Pangeran Mohammed bin Salman.
Di antara mereka yang ditahan adalah Pangeran Alwaledd bin Talal, salah satu orang terkaya di dunia, serta dua putra mendiang Raja Abdullah. Pemerintah Saudi menggambarkan tindakan tersebut sebagai upaya memberantas korupsi dan mengisyaratkan bahwa langkah tersebut mungkin akan meluas.
Hubungan Erat Trump dengan Saudi
Trump dinilai telah menjalin hubungan yang lebih dekat dengan Arab Saudi dibanding pendahulunya, Barack Obama. Saudi tercatat sebagai negara pertama yang dikunjungi Trump.
Kedua negara mengumumkan kontrak senilai lebih dari US$ 380 miliar termasuk perjanjian senjata sebesar US$ 110 miliar untuk melawan ancaman dari Iran dan kelompok radikal.
Putra Mahkota Saudi Pangeran Mohammed bin Salman diketahui dekat dengan menantu Trump yang juga menjabat sebagai penasihat senior Gedung Putih, Jared Kushner.
Pada hari Sabtu lalu, Trump dilaporkan bicara dengan Raja Salman via telepon. Percakapan keduanya diwarnai dengan permintaan Trump agar sang raja mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh untuk mendaftarkan Aramco di bursa saham AS.
Dalam kesempatan itu, Trump dan Raja Salman disebutkan tidak menyinggung sama sekali soal isu korupsi. Adapun Trump saat ini tengah melawat ke sejumlah negara Asia.
Advertisement