Gerai Starbucks Terbesar dan Terkeren Sedunia Dibuka di China

Perusahaan kopi asal Seattle ini kembali membuka gerai di Shanghai, China, menjadikannya gerai Starbucks terbesar di dunia.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 08 Des 2017, 06:27 WIB
Diterbitkan 08 Des 2017, 06:27 WIB
Gerai Terbaru Starbucks di Shanghai, China
Gerai terbaru Starbucks di Shanghai, China, sebuah gerai Starbucks terbesar di dunia (AP)

Liputan6.com, Shanghai - Starbucks kembali membuka gerai barunya di China. Kali ini, mereka membuka sebuah cabang di Shanghai, yang diklaim sebagai gerai Starbucks terbesar di dunia.

Perusahaan kopi asal Seattle ini menyebut gerai terbaru mereka sebagai "tempat Anda mencoba pengalaman minum kopi multi sensoris pertama di Asia".

Bangunan ini memiliki luas sebesar 2.700 meter persegi, dengan dua lantai dan 400 karyawan yang dapat melayani hingga 550 pelanggan. Demikian seperti dikutip dari The Independent pada Jumat (8/12/2017).

Starbucks dalam sebuah siaran pers mengatakan, "China adalah pasar kami dengan angka pertumbuhan tercepat, dengan lebih dari 3 ribu gerai di 136 kota. Starbucks sendiri di Shanghai sudah memiliki lebih dari 600 toko. Jumlah tersebut merupakan yang terbesar dibanding kota lainnya."

Selain menyuguhkan kopi, gerai ini menawarkan banyak fasilitas lain. Pengunjung juga dapat mencicipi teh khusus di bar teh 3D, menyantap makanan tradisional Italia yang dibuat oleh Rocco Princi, serta mengagumi langit-langit ruangan yang terbuat dari 10 ribu ubin berbentuk hekasgonal buatan tangan, yang terinspirasi dari sistem penguncian espresso shot pada mesin espresso.

Selain itu, dengan mengusung konsep Roastery, pengunjung juga dapat melihat langsung proses pembuatan kopi dari biji hingga disajikan sebagai minuman.

Gerai juga memanjakan pengunjung dengan teknologi tercanggih. Mereka dapat mengaktifkan perangkat mobile ke sekeliling ruangan untuk merasakan pengalaman augmented reality (AR). AR adalah sebuah teknologi yang menggabungkan ilusi dua dimensi ke dalam bentuk tiga dimensi di dunia nyata.

Starbucks baru ini dapat diakses melalui aplikasi web yang dirancang khusus. Dengan memanfaatkannya, pelanggan bisa segera membagikan pengalaman mereka ke akun media sosial.

Selain kedai kopi, tempat ini juga menyediakan lebih dari 80 jenis panganan lain, termasuk kue Princi, pizza dan roti.

Dengan berbagai keunikan dan fasilitas yang ditawarkan, minum kopi di Starbucks Shanghai ini akan menjadi sebuah pengalaman tersendiri.

Rencana Starbucks Buka Kedai Pertama di Italia Picu Kontroversi

Bulan lalu, Starbucks juga sempat berencana membuka gerai pertamanya di Italia pada 2018. Belum lagi terwujud, hal ini sudah memicu kontroversi di negeri asal espresso tersebut.

Ada ungkapan yang menyebutkan bahwa Anda tidak akan mendengar istilah "grande", "venti" atau "Frappuccino" di Italia. Padahal seluruh kata tersebut lazim didengar di gerai-gerai Starbucks di seluruh dunia.

Itu dimungkinkan karena kopi di Italia digambarkan sebagai sesuatu yang sederhana dan "mudah dipahami".

"Itu (kopi) merupakan cara kami menikmati hari," ungkap seorang barista bernama Maurizio Casula.

Ketika disinggung tentang rencana Starbucks untuk membuka gerainya di Italia, nada suara Casula langsung berubah.

"Bisakah kita menghentikannya?," tanya Casula.

"Saya suka Starbucks, namun ini seperti sebuah invasi yang besar," imbuhnya.

Di Italia, nyaris seluruh tradisi berjalan dengan baik, tak terkecuali persoalan menyeruput kopi. Namun dengan rencana Starbucks untuk membuka gerai kopi pertamanya di Milan tahun depan, apakah budaya kopi Italia terancam? Sementara, faktanya cookies dan cream frozen cappucino sudah ada di negara itu.

Bahkan sebelum rencana Starbucks, sejumlah gerai kopi bergaya Amerika sudah bermunculan.

David Nathaniel, warga Italia yang merupakan pemilik gerai kopi modern, 12oz! Coffee Joint, mengatakan ia berencana untuk membuka lebih banyak kedai dalam kurun lima tahun ke depan. Kedai miliknya menyajikan kopi dalam wadah sekali pakai.

"Kami tidak ingin orang tinggal lama di konter," ujar Nathaniel.

Ia membela bisnisnya dengan mengatakan, "Mengapa tidak memberikan warga Italia kesempatan untuk memiliki alternatif?".

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya