Liputan6.com, Adelaide - Seorang pria Adelaide, Australia, ditangkap dalam penyelidikan internasional atas tuduhan eksploitasi anak bawah umur.
Ia dijatuhi hukuman empat tahun penjara, karena mengunggah foto dan video kekerasan seksual yang mengerikan.
John Ian Goodchild (31) mengaku bersalah atas enam tuduhan kepemilikan dan penyebaran materi eksploitasi anak.
Advertisement
Kepolisian Federal Australia (Australian Federal Police) dan unit investigasi kejahatan khusus di Kepolisian Australia Selatan telah memantau percakapan Goodchild di aplikasi pesan teks seluler.
Goodchild menarik perhatian polisi selama penyelidikan internasional, yang mana melibatkan pihak berwenang dari sejumlah negara.
Ia terdeteksi bercakap-cakap di ruang percakapan daring bernama 'Hardcore' dan 'Paedo Porn Rules', dengan nama pengguna 'naughtytaboo1'.
Polisi menggerebek rumahnya di wilayah Salisbury Utara, di Australia Selatan pada bulan November 2016. Mereka menyita komputer dan beberapa perangkat keras (hardware) sebagai barang bukti.
Di dalamnya, polisi menemukan lebih dari 1.000 gambar dan 142 video pornografi anak-anak.
Saat menjatuhkan hukuman, Hakim Pengadilan Negeri Julie McIntyre mengatakan bahwa foto dan video itu berasal dari anak-anak berusia sekitar tujuh, delapan dan sembilan tahun.
"Beberapa gambar sangat mengganggu, menunjukkan anak-anak menjadi sasaran pelecehan paling kejam," sebutnya.
"Trauma fisik dan psikologis yang ditimbulkan pada anak-anak malang itu tak bisa dibayangkan."
Foto Menggambarkan Kesadisan
Pengadilan mengungkap, isi gambar dan video itu diklasifikasikan dalam dua kategori materi eksploitasi anak yang paling serius. Beberapa di antaranya digambarkan sebagai hal sadis, berperilaku bak binatang, dan pelecehan anak.
"Kategori dari lima video yang saya saksikan sangat mengerikan, ini melibatkan seorang gadis muda yang sangat tertekan karena menjadi sasaran pelecehan terkejam," kata Hakim McIntyre.
"Semua materi yang saya lihat merendahkan, merusak dan menyedihkan bagi orang lain," imbuhnya.
Hakim McIntyre memberlakukan masa pembebasan bersyarat dua tahun.
Ia mengatakan bahwa pelanggaran tersebut terlalu serius, apakah tersangka akan dikenakan hukuman penjara atau ditetapkan sebagai tahanan rumah.
Advertisement