Gunung Mayon Sembur Lava Lagi, Total 74.000 Warga Telah Mengungsi

Gunung Mayon di Provinsi Abay, Filipina, kembali menyemburkan lava pada Jumat, 26 Januari 2018 dini hari waktu setempat.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 26 Jan 2018, 18:53 WIB
Diterbitkan 26 Jan 2018, 18:53 WIB
Pemandangan saat Lava Panas Menuruni Puncak Gunung Mayon Filipina
Pemandangan ketika lava panas keluar dari puncak Gunung Mayon yang berada di Kota Legazpi, Provinsi Albay, Filipina, Selasa (23/1). Gunung berapi paling aktif di Filipina ini mengeluarkan lava, abu, dan asap. (AP Photo/Bullit Marquez)

Liputan6.com, Abay - Gunung Mayon di Provinsi Abay, Filipina, kembali menyemburkan lava pada Jumat, 26 Januari 2018 dini hari waktu setempat, menurut laporan The Philippine Institute of Volcanology and Seismology (Phivolcs).

Pada 26 Januari, Phivolcs juga menyebut bahwa letusan vulkanis yang diikuti semburan lahar telah sangat intens dan sporadis selama 24 jam terakhir. Demikian seperti dikutip The Guardian, Jumat (26/1/2018).

Aktivitas Gunung Mayon juga menimbulkan semburan abu yang membumbung setinggi 5 km, emisi sulfur dioksida, dan 15 gempa vulkanis.

Sebelumnya, berbagai alat pengukur dan instrumen yang terpasang di dekat Mayon juga menunjukkan pembengkakan permukaan, yang konsisten dengan adanya peningkatan magma dan tekanan.

Kendati demikian, lava yang keluar sepanjang 24 jam terakhir mungkin telah mengurangi tekanan dan penurunan aktivitas magma.

"Itu hanya berarti bahwa tekanan sedang berkurang untuk sementara, tapi akan terjadi lagi," kata Paul Alanis, spesialis penelitian di institut gunung berapi.

Tingkat kewaspadaan untuk Gunung Mayon bertahan pada empat skala lima, mengindikasikan letusan dahsyat mungkin sudah dekat.

Lebih dari 74.000 Warga Telah Mengungsi

Pemandangan saat Lava Panas Menuruni Puncak Gunung Mayon Filipina
Pemandangan lava panas yang keluar dari puncak Gunung Mayon di Kota Legazpi, Provinsi Albay, Filipina, Selasa (23/1). Lebih dari 27.000 penduduk desa telah meninggalkan rumah mereka sejak Gunung Mayon bergemuruh dalam sepekan. (AP Photo/Bullit Marquez)

Lebih dari dari 74 ribu warga yang tinggal di perimeter Gunung Mayon telah mengungsi ke kamp-kamp penampungan darurat.

Pejabat khawatir letusan bisa berlangsung berbulan-bulan, mengganggu kehidupan dan mata pencaharian orang-orang yang tinggal di perimeter gunung.

Kebanyakan warga mengungsi di sekolah-sekolah setempat yang jauh dari lokasi bahaya aktivitas gunung berapi. Pejabat setempat dikabarkan telah mendirikan tenda tambahan di sekolah tersebut agar digunakan untuk melanjutkan kegiatan belajar-mengajar.

Sementara itu, hewan ternak juga telah dipindahkan ke lokasi aman agar pendapatan warga tidak hilang.

Kendati demikian, sejumlah petani terpaksa harus meninggalkan sawah, kebun, dan peternakan unggas mereka di dalam zona bahaya. Ditaksir, total kerugian atas aset itu dan yang lainnya selama dua pekan terakhir, mencapai lebih dari US$ 2 juta, kata petugas badan pertanian Provinsi Abay, Cheryll Ribeta.

Waspada, Gunung Berapi Mayon di Filipina Masih Simpan Magma

Pemandangan saat Lava Panas Menuruni Puncak Gunung Mayon Filipina
Pemandangan saat lava panas menuruni puncak Gunung Mayon yang berada di Kota Legazpi, Provinsi Albay, Filipina, Selasa (23/1). (AP Photo/Bullit Marquez)

Gunung Mayon di Provinsi Albay, Filipina, tampaknya masih menyimpan magma di dalamnya, kata para ilmuwan.

Dilansir dari VOA Indonesia, Kamis 25 Januari 2018, lebih dari 74 ribu orang tinggal di puluhan tempat pengungsian darurat.

Pasalnya, gunung berapi itu terus menyemburkan lava, abu, serta batu dan gas yang sangat panas.

Para pejabat khawatir erupsi ini akan berlangsung berbulan-bulan, sehingga memengaruhi fasiitas pendidikan, kesehatan dan mata pencaharian penduduk di sekitarnya.

Lembaga Vulkanologi dan Seismologi Filipina menyatakan, pihaknya telah mendeteksi adanya getaran, aliran piroklastik dan emisi sulfur dioksida pada Rabu dan Kamis dini hari.

Lava yang menyembur hingga ketinggian 500 meter mengalir di lereng gunung. Ada pula yang mengalir hingga 3 kilometer dari kawah.

Awan panas yang membubung hingga ketinggian 5 kilometer menyebarkan abu berterbangan hingga ke ladang-ladang dan kota-kota di sekitarnya, penduduk desa dipaksa untuk mengenakan masker.

Tingkat peringatan mengenai Mayon masih pada angka 4 dari skala 5, yang mengisyaratkan letusan besar mungkin terjadi dalam waktu dekat.

Belum ada laporan mengenai korban cedera, tapi aparat penegak hukum masih berusaha keras untuk mencegah warga desa dan wisatawan menyelinap masuk zona berbahaya, yang ditetapkan dalam radius 8 kilometer dari kawah.

Meskipun Gunung Mayon telah meletus 50 kali dalam 500 tahun terakhir, gunung yang terletak di timur laut Filipina ini masih populer di kalangan pendaki gunung dan wisatawan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya