Erupsi Terus Berlanjut, Status Gunung Mayon Filipina Siaga

Pemerintah Filipina menaikkan status siaga pada erupsi gunung Mayon yang diramalkan akan terus berlangsung hingga akhir Januari mendatang.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 23 Jan 2018, 12:00 WIB
Diterbitkan 23 Jan 2018, 12:00 WIB
Gunung Mayon di Filipina
Gumpalan asap dan abu vulkanis menyembur dari kawah gunung Mayon di Camalig, selatan Manila, Senin (22/1). Otoritas Filipina langsung mengeluarkan peringatan kemungkinan letusan dahsyat akan semakin dekat. (AFP PHOTO/STR)

Liputan6.com, Manila - Pemerintah Filipina menaikkan status siaga pada gunung berapi teraktif di negara itu, Gunung Mayon, setelah tampak peningkatan aktivitas erupsi di kawah puncaknya. Langkah itu diambil pada Senin, 22 Januari 2018. 

Dilansir dari laman BBC, Selasa (23/1/2018), Gunung Mayon telah memuntahkan lahar dan abu sejak 13 Januari lalu. Lebih dari 40 ribu warga setempat terpaksa meninggalkan rumah mereka di Provinsi Albay.

 

Pusat Vulkanologi setempat menaikkan tingkat kewaspadaan menjadi 4 dari skala 5 karena erupsi besar yang diprediksi akan terus terjadi hingga mendekati akhir Januari mendatang.

Sebuah zona bahaya sejauh 8 kilometer telah dipasang di sekitar Gunung Mayon.

Pihak berwenang di kota-kota di sekitar Gunung Mayon telah menutup sekolah dan fasilitas publik, serta mengimbau warganya untuk tetap di rumah. Itu karena abu dari gunung tersebut membumbunhg hingga 10 kilometer ke langit.

"Provinsi Albay mulai kehabisan dana darurat, dan ketika bantuan dari pemerintah pusat tiba, kami segera meningkatkan kuota evakuasi semaksimal mungkin," jelas Gubernur provinsi Albay, Al Franchis Bichara.

"Di beberapa titik .... itu sudah nol jarak pandangnya, terutama di sepanjang kaki gunung, dan itu semakin mempersulit proses evakuasi," ucap Bichara.

Abu dan pasir halus dilaporkan jatuh di Legazpi, sebuah kota berpenduduk sekitar 200 ribu jiwa yang berada tidak jauh dari Gunung Mayon. Serangan abu dan pasir halus itu membuat langit di kawasan sekitar gunung menjadi gelap, sehingga memaksa warga ekstra hati-hati dalam berkendara di jalan.

Dilaporkan pula bahwa erupsi Gunung Mayon membuat beberapa lahan pertanian di sekitarnya rusak tertimpa abu dan pasir halus.

Gunung Berapi Teraktif di Filipina

Gunung Mayon di Filipina
Pejalan kaki menutupi wajahnya saat abu vulkanik Gunung Mayon menyelimuti Camalig di selatan Manila, Senin (22/1). Lebih dari 27.000 penduduk desa telah meninggalkan rumah mereka, sejak Gunung Mayon bergemuruh lebih dari sepekan. (AFP PHOTO/CHARISM SAYAT)

Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina, yang bertugas memantau 22 gunung berapi aktif di negeri kepulauan tersebut, memperkirakan akan adanya erupsi lanjutan.

"Erupsinya bisa jadi akan lebih berbahaya daripada yang kita lihat saat ini," ujar direktur lembaga terkait, Renato Solidum.

Gunung Mayon merupakan gunung berapi yang memiliki kawah kerucut hampir sempurna. Gunung setinggi 2.460 meter itu terakhir meletus pada 2014, dan menyebabkan beberapa kerusakan di lahan pertanian dan kawasan permukiman di sekitarnya.

Pada 1814, Gunung Mayon pernah meletus secara dahsyat yang meluluhlantakkan Kota Cagsawa yang terletak di kakinya. Konon, letusan tersebut menewaskan lebih dari 1000 orang, dan tercatat sebagai salah satu bencana alam terdahsyat di Filipina.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya