Deputi Direktur FBI Mengundurkan Diri, Gara-Gara Trump dan Rusia?

Deputi Direktur Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) telah mengajukan pengunduran diri pada Senin, 29 Januari 2018 waktu setempat.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 30 Jan 2018, 13:27 WIB
Diterbitkan 30 Jan 2018, 13:27 WIB
Deputi Direktur FBI Andrew McCabe, mengundurkan diri di tengah memanasnya investigasi dugaan skandal campur tangan Rusia dalam Pilpres AS 2016 (AP)
Deputi Direktur FBI Andrew McCabe, mengundurkan diri di tengah memanasnya investigasi dugaan skandal campur tangan Rusia dalam Pilpres AS 2016 (AP)

Liputan6.com, Washington, DC - Deputi Direktur Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) telah mengajukan pengunduran diri pada Senin, 29 Januari 2018 waktu setempat.

Pengunduran diri Andrew McCabe terjadi di tengah tensi tinggi seputar dugaan skandal campur tangan Rusia dalam Pilpres AS 2016 yang berujung pada kemenangan Donald Trump sebagai presiden -- yang populer disebut dengan nama "Russian Meddling".

Seperti dikutip dari The New York Times (30/1/2018), dua sumber anonim yang dekat dengan McCabe menyatakan, pengunduran diri itu dilakukan karena McCabe sering ditekan oleh Presiden Trump yang merasa terganggu dengan sepak terjang sang deputi direktur saat ikut menyelidiki dugaan Russian Meddling dan peretasan surat elektronik pribadi Hillary Clinton pada periode Pilpres AS 2016 lalu.

Pengunduran McCabe juga terjadi menjelang dirilisnya laporan tahunan Inspektur Jenderal Kementerian Hukum dan Kehakiman Amerika Serikat, Michael E Horowitz terhadap kinerja FBI. Laporan itu juga berisi tinjauan terhadap penyelidikan FBI terhadap dugaan skandal "Russian Meddling" dan "Peretasan Surel" Hillary dua tahun silam.

Sejumlah kutipan dari Laporan Horowitz berisi kritik terhadap McCabe yang dianggap tidak "netral" dan terpengaruh secara politik dalam menyelidiki dugaan skandal Russian Meddling dan Peretasan Surel Hillary.

Laporan itu tak hanya mengkritik, tapi juga mempertanyakan netralitas McCabe dalam melakukan penyelidkan kedua skandal itu. Sebab, pada 2016 silam, istri McCabe, Jill McCabe adalah perwakilan Partai Demokrat yang ikut bersaing dalam pemilu Senat Negara Bagian Virginia.

Kala itu, Jill dikabarkan menerima sokongan dana politik sekitar US$ 500.000 - 700.00 dari Terry McAuliffe, Gubernur Virginia yang dekat dengan Hillary dan Bill Clinton.

Kritik keras Laporan Horowitz terhadap McCabe itu turut menggemakan kecaman serupa yang pernah dilontarkan oleh Partai Republik pada 2016 silam -- yang mempertanyakan netralitas sang deputi direktur dalam melakukan penyelidikan terhadap Trump dan Russian Meddling.

Bahkan, kecaman serupa terus diutarakan oleh Presiden Trump sepanjang tahun 2017.

Salah satunya pada Juli 2017. Melalui Twitter, Trump mengatakan, "Masalahnya adalah orang yang menangani penyelidikan terhadap Hillary, Andrew McCabe, mendapatkan US$ 700.000 dari H (Hillary) untuk istrinya!"

Kendati pada akhirnya, Jill McCabe kalah dalam pemilu Senat Virginia tersebut. Dan, Andrew McCabe sendiri mengundurkan diri dari kedua penyelidikan yang menjadi pergunjingan hebat di Amerika Serikat itu.

Tanggapan McCabe, FBI, dan Gedung Putih

Christopher Wray yang dicalonkan Donald Trump sebagai direktur FBI baru. (AP)
Christopher Wray yang dicalonkan Donald Trump sebagai direktur FBI baru. (AP)

Andrew McCabe belum memberikan keterangan terkait keputusannya untuk mengundurkan diri dari FBI. Selain itu, ia belum memberikan klarifikasi apakah keputusannya dipengaruhi oleh dinamika Russian Meddling yang kian memanas.

Di sisi lain, dalam sebuah surat yang ditulis kepada seluruh personel Biro, Direktur FBI Christopher Wray mengatakan;

"Setiap keputusan yang saya ambil tidak karena tekanan politik."

Kalimat itu seakan menyiratkan bahwa Wray -- yang diangkat menjadi direktur FBI oleh Donald Trump, menggantikan James Comey yang dipecat oleh sang presiden -- tak memiliki andil dalam pengunduran diri deputi direkturnya.

Siratan itu semakin diperkuat oleh laporan yang muncul pekan lalu, yang menyebut bahwa Wray lebih memilih mengundurkan diri ketimbang memecat deputi direkturnya.

Dari laporan itu juga diketahui bahwa Jaksa Agung AS Jeff Sessions -- yang juga dikabarkan dekat dengan Trump -- mendesak Wray untuk segera memecat McCabe.

Sementara itu, Sekretaris Pers Gedung Putih, Sarah Huckabee Sanders menjelaskan bahwa kantornya dan Presiden Trump sama sekali tak terlibat dalam pengunduran diri sang Deputi Direktur FBI itu.

"Gedung Putih sama sekali tidak terlibat dalam keputusan itu. Presiden juga tak ambil andil," kata Sanders.

Pada kesempatan terpisah, eks-Direktur FBI James Comey yang dipecat oleh Donald Trump menyatakan dukungannya terhadap McCabe.

"Agen Khusus Andrew McCabe teguh berdiri sepanjang delapan bulan terakhir, ketika banyak orang-orang kecil berusaha merusak institusi itu (FBI)," kata Comey melalui Twitter.

Andrew McCabe sempat menjabat sebagai pelaksana Direktur FBI pada awal tahun 2017, mengisi kursi James Comey yang dipecat oleh Donald Trump -- pemecatan yang dipengaruhi atas dugaan skandal Russian Meddling.

McCabe kembali mengisi kursi Deputi Direktur setelah Christopher Wray diangkat oleh Trump dan disetujui oleh Senat AS menjadi Direktur FBI.

Memengaruhi Investigasi Russian Meddling?

Robert Mueller, Kepala Penyelidik Khusus Kementerian Hukum dan Kehakiman AS yang menangani dugaan skandal campur tangan Rusia dalam Pilpres AS 2016 (AP)
Robert Mueller, Kepala Penyelidik Khusus Kementerian Hukum dan Kehakiman AS yang menangani dugaan skandal campur tangan Rusia dalam Pilpres AS 2016 (AP)

Berdasarkan saduran dari berbagai media AS, jika memang Trump berada di balik layar pengunduran diri McCabe, maka hal itu menjadi bukti bahwa sang presiden tengah melakukan "pembersihan" terhadap pejabat tinggi agensi penegak hukum di pemerintahannya -- prediksi yang juga sempat diutarakan oleh berbagai politikus Partai Demokrat -- yang menunjukkan kiprah mengkhawatkan.

"Pembersihan" itu tentunya berkaitan dengan penyelidikan dugaan skandal Russian Meddling yang beberapa hari terakhir kian memanas. Terlebih lagi, telah muncul laporan yang menyebut bahwa Kepala Penyelidik Khusus Kementerian Hukum AS yang menangani skandal Russian Meddling, Special Counsel Robert Mueller, akan menginterogasi Trump terkait skandal tersebut.

Yang jelas pada saat ini, penyelidikan Russian Meddling tampak semakin terperosok dalam perang parit partisan Demokrat vs Republik - dan mungkin secara langsung dapat memengaruhi bagaimana penyelidikan yang dipimpin oleh Robert Mueller akan berlanjut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya