Liputan6.com, Washington DC - Peningkatan kapasitas kekuatan militer China di Laut China Selatan membuat Amerika Serikat (AS) kian khawatir. Melalui Pentagon, AS berencana mengirim ribuan marinir tambahan ke kawasan Asia Timur.
Dilansir dari laman Wall Street Journal pada Minggu (11/2/2018), rencana tersebut diambil dengan memangkas dana dan jumlah personel militer yang berada di Timur Tengah.
Dasar kebijakan tersebut merujuk pada dokumen Strategi Pertahanan Nasional, yang baru diteken oleh Presiden Donald Trump belum lama ini.
Advertisement
Baca Juga
Pengiriman personal marinir tambahan itu, menurut pemerintah Amerika Serikat, bertujuan untuk meyakinkan negara-negara Pasifik agar tetap berdiri dengan AS, bukan dengan China.
Sebanyak 2.200 pasukan marinir khusus turut dikirimkan, beserta kelengkapan kapal perang amfibi, pesawat terbang sendiri, tank, senjata berat, dan pendukung lainnya. Â
Saat ini, AS disebut telah memiliki sekitar 50.000 anggota layanan militer di Jepang, hampir 30.000 personel di Korea Selatan, dan 7.000 personel lainnya di Guam.
Selain itu, Amerika Serikat juga dikabarkan akan menambah jumlah pasukannya di pangkalan militer di Darwin, Australia, melengkapi sekitar 1.250 tentara yang sudah lebih dulu berdinas di sana.
"Saya yakin (Strategi Pertahanan Nasional) dan panduan lainnya mengharuskan kita untuk mengadopsi strategi yang lebih global, dan ini akan menguatkan kehadiran angkatan laut kita di masa depan, terutama di wilayah Indo-Pasifik," kata Jenderal Robert Neller, komandan Korps Marinir AS.
Â
Simak video menarik tentang kelompok besar Marinir Republik Indonesia berenang menyeberangi Selat madura berikut:
China Perkuat Militer di Laut China Selatan
Di sisi lain, pemerintah China dikabarkan tengah memodernisasi besar-besaran pada kesatuan militernya dalam beberapa tahun terakhir.
Hal itu bertujuan untuk menciptakan kekuatan militer yang mampu menandingi AS dalam risiko perang di masa depan.
Laporan surat kabar Express menyebut, armada pesawat militer China sebagai salah satu yang tercanggih saat ini, yakni dengan jangkauan terbang lebih jauh dan efisiensi penggunaan bahan bakar yang mengagumkan.
Juru bicara Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat, Shen Jinke, mengatakan peningkatan jumlah dan kekuatan pesawat perang China bertujuan sebagai misi suci untuk menjaga kedaulatan nasional, keamanan, dan integritas territorial.
Penambahan kekuatan armada militer China diduga kuat berupa pengadaan jet tempur WS-15, yang memiliki mesin turbo dengan kemampuan menjangkau kecepatan supersonik.
Sementara itu, jet tempur canggih J-20 dilaporkan telah ‘siap dioperasikan’ setalah melalui serangkaian uji coba pasca-pengumuman resminya pada September lalu.
Ketegangan terus meningkat antara AS dan China mengenai Korea Utara dan Laut Cina Selatan selama 12 bulan terakhir.
Advertisement