Liputan6.com, Beijing - China menyatakan dukungannya bagi kemungkinan berlangsungnya pertemuan tingkat tinggi antara Amerika Serikat dan Korea Utara, meski ada kekhawatiran bahwa pembicaraan itu akan secara dramatis mengubah dinamika keamanan dan politik regional.
Pekan lalu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengejutkan dunia karena sepakat untuk menerima tawaran pemimpin Korea Utara Kim Jong-un demi bertemu dan membicarakan upaya mengakhiri program senjata nuklir Pyongyang.
Advertisement
Baca Juga
Merespons hal itu, Presiden China Xi Jinping menyatakan ia senang dengan kemajuan yang dicapai untuk meredakan ketegangan regional dan bersedia memfasilitasi pembicaraan langsung antara Trump dan Kim.
Para pemimpin China pun telah berkonsultasi dengan Amerika Serikat dan Korea Selatan mengenai prospek pembicaraan itu.
Di sisi lain, Lu Chai, pakar masalah Korea Utara di Akademi Ilmu Sosial Liaoning, mengatakan bahwa Beijing tidak perlu merasa khawatir dikesampingkan dalam dinamika antara Washington DC dan Pyongyang.
Meski demikian, tidak sedikit pakar yang mengatakan bahwa prakarsa diplomatik Trump justru akan melemahkan pengaruh China terhadap Korea Utara dan semakin merusak hubungan antara kedua negara.
Jepang Akan Inspeksi Nuklir Korea Utara
Jepang akan menyuntikkan dana hingga lebih dari 300 juta yen (setara Rp 38 miliar) kepada Badan Atom dan Energi Internasional (IAEA) untuk melakukan inspeksi terhadap salah satu fasilitas nuklir Korea Utara. Kabar itu mencuat pada Sabtu, 10 Maret 2018 akhir pekan kemarin.
Proposal penyuntikan dana itu berlangsung di tengah momentum proses rencana dialog damai antara Korea Utara, Korea Selatan, dan Amerika Serikat yang mulai memasuki babak dinamika baru akhir-akhir ini -- usai Presiden AS Donald Trump menyetujui tawaran berdialog dari Pemimpin Korut Kim Jong-un.
Seperti dikutip dari Telegraph (12/3/2018), ada dua motivasi yang melandasi Jepang mengajukan proposal itu.
Pertama, Jepang ingin memanfaatkan momentum proses rencana dialog damai untuk memastikan agar Korea Utara benar-benar melucuti senjata dan mengeliminasi program nuklirnya, seperti yang diutarakan oleh Kim Jong-un pada beberapa waktu belakangan.
Kedua, proposal penyuntikan dana itu merupakan salah satu cara bagi Tokyo untuk tetap mempertahankan eksistensi dan relevansinya dalam dinamika proses rencana dialog damai yang tengah hangat ini.
Berkoordinasi dengan Korea Selatan
Jepang dijadwalkan akan berkoordinasi terkait rencana itu dengan Korea Selatan pada Senin, 12 Maret 2018 -- memanfaatkan pertemuan bilateral antara Kepala Badan Intelijen Korea Selatan Suh Hoon dan Menteri Luar Negeri Jepang Taro Kano di Tokyo.
Advertisement