Amerika Serikat Khawatir Dimata-matai Ponsel China

Sejumlah badan intelijen Amerika Serikat menyampaikan kekhawatirannya soal beredarnya produk ponsel buatan China.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Mar 2018, 15:30 WIB
Diterbitkan 01 Mar 2018, 15:30 WIB
Ilustrasi ponsel
Ilustrasi (iStock)

Liputan6.com, Washington, DC - Sejumlah badan intelijen Amerika Serikat seperti NSA, CIA, dan FBI, pada pertengahan bulan ini menyampaikan kepada Senat soal kekhawatiran beredarnya produk ponsel buatan China seperti Huawei, ZTE, di AS. Alasannya, menurut mereka ponsel itu bisa menjadi alat untuk memata-matai rakyat dan pemerintah Negeri Paman Sam.

Badan intelijen tersebut menyatakan mereka tidak menyarankan rakyat AS memakai produk-produk ponsel buatan Negeri Tirai Bambu.

"Kami sangat khawatir dengan risiko membiarkan perusahaan atau lembaga dari pemerintah asing mengambil keuntungan lewat jaringan telekomunikasi kita," ujar Direktur FBI, Chris Wray, seperti dilansir laman New York Post pada pekan lalu.

Wray menyatakan, memberi izin Huawei beredar di pasaran AS bisa membuat China melancarkan aksi mata-mata tanpa terdeteksi.

Menurutnya, Perusahaan China seperti Huawei dan ZTE bisa saja diminta untuk memberikan informasi yang diperoleh lewat perangkat ponsel atau jaringan mereka.

Anggota parlemen AS menganggap Huawei dan ZTE punya kaitan dengan intelijen China dan militer. Namun tudingan itu dibantah keduanya.

Dibantah

Dalam acara Mobil World Congress pekan ini, CEO Huawei Ken Hu mengatakan kepada wartawan bahwa semua tudingan itu sama sekali tidak berdasar.

Huawei pada September lalu sempat menyalip Apple untuk menduduki posisi kedua sebagai perusahaan pembuat ponsel terbesar di dunia. Meski produknya tersebar di seluruh dunia, khususnya di Asia, Huawei masih sulit menguasai pasar Amerika.

Huawei berencana meluncurkan ponsel anyar Mate 10 di AS bekerja sama dengan perusahaan telekomunikasi AT&T. Namun, perusahaan AS itu mundur di saat-saat terakhir karena dilaporkan mendapat tekanan dari parlemen AS.

"Huawei dipercaya oleh banyak pemerintah dan konsumen di 170 negara. Kami berkomitmen terhadap keterbukaan dan transparansi dalam segala hal yang kami lakukan," ujar pernyataan huawei.

September lalu anggota parlemen AS dari Partai Republik Mike Conaway mengusulkan dibuatnya undang-undang yang bertajuk "Pertahanan Komunikasi Pemerintah AS" dengan melarang badan pemerintah menggunakan produk dari Huawei dan ZTE.

"Pemerintah China ingin mencampuri integritas bisnis AS dan memata-matai keamanan nasional kita," ujar Conaway dalam pernyataannya.

 

Reporter: Pandasurya Wijaya

Sumber: Merdeka.com

Simak Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya