Ratusan Jasad Bayi Perempuan Ditemukan di Tempat Pembuangan Sampah di Pakistan

Banyak masyarakat Pakistan masih menganggap bayi perempuan lebih rendah posisinya dibandingkan bayi laki-laki.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 04 Mei 2018, 17:02 WIB
Diterbitkan 04 Mei 2018, 17:02 WIB
Ilustrasi nama bayi (iStock)
Ilustrasi nama bayi (iStock)

Liputan6.com, Islamabad - Di sepanjang 2017 lalu, ratusan bayi perempuan ditemukan tewas terbunuh di tumpukan sampah di Pakistan. Fenomena itu diduga terjadi lantaran masih kuatnya preferensi anak laki-laki di tengah budaya masyarakat setempat yang patriarkal.

Dikutip dari Daily Mail pada Jumat (4/5/2018), sebanyak 345 jenazah bayi ditemukan di tumpukan sampah di Karachi, kota paling padat di Pakistan, sejak awal tahun 2017. Hampir 99 persen di antaranya merupakan bayi perempuan.

Dalam satu kasus yang mengerikan, seorang bayi berumur empat hari ditemukan tewas dengan luka menganga di bagian tenggorokan.

Ada pula seorang bayi baru lahir ditinggalkan di tangga sebuah masjid, yang kemudian dirajam hingga meninggal, ketika seorang ulama menganggapnya sebagai 'bayi tidak sah'.

Laporan The News International menyebut aktivis dari Yayasan Kesejahteraan Chhipa telah menemukan 93 kasus terkait di Karachi, dengan rincian 70 kasus pada 2017 dan 23 kasus tahun ini.

Selain itu, disebutkan pula bahwa pembunuhan anak adalah pelanggaran pidana di Pakistan, di mana polisi menuding kemiskinan dan buta huruf sebagai dua peyebab utamanya.

Namun menurut Anwar Kazmi, petugas lembaga amal Edhi Center di Karachi, mayoritas kasus pembunuhan bayi adalah hasil dari kelahiran di luar nikah.

Dia mengatakan bayi perempuan yang lahir dalam situasi ini, dibunuh karena stigma sosial yang menganggap lebih tinggi posisi anak laki-laki.

"Kami telah menangani kasus-kasus seperti itu selama bertahun-tahun, dan ada beberapa insiden di antaranya yang membuat kami terguncang. Hal tersebut membuat kami bertanya-tanya apakah masyarakat sedang menuju kembali ke zaman primitif," ujar Kazmi.

 

 

Simak video pilihan berikut:

 

Polisi Bertindak Jika Ada Laporan Resmi

Ilustrasi bendera Pakistan
Ilustrasi (iStock)

Sementara itu, sebuah studi yang dilakukan oleh Oxford Institute of Population Aging, yang menyebut Pakistan, India, dan beberapa negara di Asia Selatan lainnya, tengah mengalami ketimpangan populasi yang cukup signifikan, antara komposisi penduduk pria dan wanita.

Hal itu kian diperparah dengan masih maraknya kasus pembunuhan terhadap bayi perempuan yang baru dilahirkan.

Sebagian komunitas masyarakat di Pakistan dan India, menurut studi terkait, masih menerapkan 'keengganan sosial; terhadap kehadiran bayi perempuan, apalagi jika lahir sebagai anak pertama.

"Bahkan, saya pernah mendengar, ada kepercayaan bahwa anak pertama yang lahir dengan jenis kelamin perempuan, tidak membawa keberuntungan bagi orangtuanya. Saya tidak bisa menafsirkannya secara pasti, tapi mungkin hal itu bisa menjadi alasan mengapa anak laki-laki begitu diagungkan," jelas Sharjee Arkam, peneliti lokal yang terafiliasi dalam studi ilmiah terkait.

Ditambahkan oleh Arkam, lemahnya penegakan hukum juga turut membuat kasus ini masih merajalela di tengah masyarakat Pakistan.

Telah menjadi rahasia umum bahwa polisi di Pakistan hanya dapat menyelidiki penyebab kematian, jika keluhan terkait dilaporkan secara resmi.

"Tahun lalu, hanya satu kasus pembunuhan bayi yang dilaporkan ke Kepolisian Karachi," ungkap Arkam.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya