Lawan Bakteri Penyakit, Selandia Baru Sembelih 150 Ribu Sapi

Selandia Baru tidak ingin bakteri penyakit menurunkan kinerja industri peternakan sapi setempat.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 29 Mei 2018, 07:36 WIB
Diterbitkan 29 Mei 2018, 07:36 WIB
Sapi
Ilustrasi sapi (iStockPhoto)

Liputan6.com, Wellington - Pemerintah Selandia Baru berencana menyembelih sekitar 150.000 ekor sapi, sebagai upaya untuk memberantas penyebaran bakteri penyakit yang tengah mewabah di tingkat nasional.

Para politisi setempat, bersama pelaku industri terkait, menyebut rencana ambisius itu akan menelan biaya hingga ratusan juta dolar Selandia Baru.

Apabila berhasil, sebagaimana dikutip dari Time.com pada Senin (28/5/2018), hal itu akan menjadi sejarah pertama suatu negara terbebas dari ancaman bakteri Mycoplasma bovis secara mandiri.

Sebagaimana diketahui, industri peternakan sangat penting bagi perekonomian Selandia Baru, sehingga program isolasi -- termasuk penyembelihan massal -- bisa membantu melindunginya dari bahaya penyakit yang mempengaruhi ternak di tempat lain.

Juli lalu, bakteri mycoplasma bovis ditemukan di Selandia Baru untuk pertama kalinya, setelah biasanya menyerang peternakan di Eropa dan Amerika Serikat.

Bakteri ini berisiko menyebabkan sapi terkena gejala mastitis, radang paru-paru, radang sendi dan penyakit kronis lainnya. Meski begitu, serangan mycoplasma bovis tidak dianggap sebagai ancaman terhadap keamanan pangan, tetapi menyebabkan kerugian produksi di pertanian.

Para pejabat setempat mengatakan, mereka berencana untuk menyembelih semua sapi di peternakan manapun di tempat bakteri ditemukan, bahkan jika beberapa hewan tersebut berada dalam kondisi sehat.

Khusus untuk sapi yang terkena infeksi bakteri tersebut, pemerintah akan mengubur bangkainya di area yang disetujui oleh pengawasan ketat pemerintah.

Menurut hukum yang berlaku di Selandia Baru, pejabat memiliki otoritas hukum untuk secara paksa memasuki peternakan dan membunuh hewan, bahkan dalam kasus di mana seorang petani mungkin menolak.

Katie Milne, presiden nasional dari kelompok advokasi Federated Farmers, mengatakan penting untuk menyingkirkan mycoplasma bovis selama masih ada peluang.

Dia mengatakan pihaknya akan mencoba memastikan para petani yang terkena dampak bakteri terkait, akan diberi dukungan penuh sesuai dengan apa yang mereka butuhkan, termasuk kompensasi yang memadai.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

 

Pertama Terdeteksi pada 2017

Ilustrasi sapi. (Todd Berkey/AP)
Ilustrasi sapi. (Todd Berkey/AP)

Selandia Baru adalah rumah bagi sekitar 10 juta ekor sapi, di mana sepertiganya merupakan jenis perah dan sisanya untuk industri potong.

Jumlah sapi sebanyak itu bahkan disebut hampir dua kali lipat dari total populasi penduduk Selandia Baru.

Bakteri mycoplasma bovis sejauh ini telah ditemukan di 38 peternakan di seluruh Selandia Baru, di mana prakiraan jika tidak segera ditangani, akan berdampak hingga 142 titik dalam setahun mendatang.

Peneliti mengatakab bahwa bakteri tersebut pertama kali terdeteksi pada akhir 2017, dengan dugaan infeksi pertama terjadi 18 bulan sebelumnya.

Adapun penyebab masuknya bakteri mycoplasma bovis, otoritas setempat mengatakan masih akan terus menyelidiki melalui kontrol ketat biosekuriti.

Sekitar 24.000 ekor sapi telah disembelih pada beberapa bulan terakhir, di mana 128.000 ekor di antaranya masuk dalam kategori wajib dimusnahkan.

Biaya program pemberantasan bakteri terkait diperkirakan mencapai 886 juta dolar Selandia Baru (setara dengan Rp 8,6 triliun), untuk jangka waktu sepuluh tahun dari sekarang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya