Bos Starbucks Mundur, Incar Pilpres Amerika Serikat 2020?

CEO Starbucks, Howard Schultz, mengundurkan diri dari kursi jabatannya.

oleh Afra Augesti diperbarui 06 Jun 2018, 08:42 WIB
Diterbitkan 06 Jun 2018, 08:42 WIB
Starbucks
Kepala sekaligus CEO Starbucks, Howard Shultz (kiri), menyerahkan kunci toko Starbucks pertama di Pike Place Market di Seattle, kepada Chief Operating Officer Kevin Johnson dalam acara rapat pemegang saham tahunan di McCaw Hall di Seattle. (AFP)

Liputan6.com, New York - Pemilik utama kedai kopi waralaba Starbucks, Howard Schultz, menyatakan akan mengundurkan diri sebagai pimpinan dari perusahaannya tersebut.

Pengunduran dirinya memicu spekulasi bahwa ia mungkin akan mencalonkan diri menjadi presiden Amerika Serikat pada 2020.

Schultz yang berusia 64 tahun, telah menjabat sebagai Kepala Eksekutif Starbucks sejak mengundurkan diri sebagai CEO pada April tahun lalu. Ia lalu menyerahkan jabatannya kepada Kevin Johnson.

Schultz akan meninggalkan Starbucks pada akhir bulan dan diangkat sebagai ketua kehormatan dengan menjabat ketua emeritus, kata Starbucks dalam sebuah pernyataan.

Pengumuman Schultz langsung memicu spekulasi bahwa ia mungkin mempertimbangkan memasuki politik sebagai seorang Demokrat. Banyak juga yang beranggapan bahwa ia mencalonkan diri menjadi presiden.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

 


Belum Pasti

Ilustrasi Starbucks. (AP)
Ilustrasi Starbucks. (AP)

Schultz mengatakan kepada harian New York Times, dia belum memutuskan langkah selanjutnya.

"Sejak beberapa waktu lalu, saya sangat prihatin tentang negara kita, masalah yang berkembang di dalam negeri dan kedudukan kita di dunia. Tetapi saya masih jauh dari membuat keputusan tentang masa depan," ungkapnya.

"Saya ingin melayani negara ini, tetapi itu tidak berarti saya harus mencalonkan diri untuk jabatan publik," kata Schultz kepada New York Times.

Schultz bergabung dengan Starbucks pada 1982 sebagai Direktur Operasi dan pemasaran dan membantu mengubah perusahaan yang berbasis di Seattle itu menjadi perusahaan raksasa global dengan lebih dari 28 ribu kedai kopi di 77 negara. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya