Sempat Dicuri, Surat Kuno Christopher Columbus Dikembalikan ke Vatikan

Surat dari Abad ke-15 milik Christopher Columbus ini sempat hilang dicuri dari Vatikan, tapi berhasil ditemukan kembali.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Jun 2018, 17:08 WIB
Diterbitkan 17 Jun 2018, 17:08 WIB
Surat Christopher Columbus
Salah satu halaman dari salinan surat asli yang ditulis oleh Christopher Columbus pada abad ke-15, dipamerkan di Vatikan, Kamis, 14 Juni 2018. (AP)

Liputan6.com, Roma - Pada Kamis, 14 Juni 2018, Amerika Serikat mengembalikan salinan surat Christopher Columbus yang dicuri dari Vatikan.

Surat berumur 525 tahun itu kembali ke tangan Vatikan, setelah penyelidikan bersama antara agen Kementerian Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat dan ahli purbakala Tahta Suci Vatikan.

"Kami mengembalikan surat ini kepada pemilik sah," kata Duta Besar AS untuk Vatikan, Callista Gingrich, dalam acara penyerahan di Perpustakaan Vatikan, demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia, Sabtu (16/6/2018).

Salinan tersebut adalah salinan surat yang ditulis oleh Columbus dalam pelayaran kembali ke Eropa pada 1493 kepada kerajaan Spanyol untuk mengabarkan penemuan "Dunia Baru."

Surat aslinya ditulis dalam bahasa Spanyol, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan dicetak secara manual menjadi tujuh salinan yang dikirimkan ke beberapa kerajaan Eropa dan Vatikan.

Salah satu surat berbahasa Latin itu dicetak di Roma oleh Stephan Plannack pada 1493 dan tersimpan di Perpustakan Vatikan. Dikenal dengan nama Surat Columbus, surat ini terdiri dari delapan halaman. Setiap halaman berukuran 18,5 cm kali 12 cm.

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

Dicurigai Sebagai Surat Palsu

Tahanan
Tahanan asal Spanyol, Sebastian Ruiz Hinojoza berpose dengan replika perahu Christopher Columbus buatannya sebelum dipulangkan ke Spanyol di Lima, Peru, 15/3). Peru menjadi produsen kokain kedua terbesar di dunia. (AP Photo/Rodrigo Abd)

Namun, seorang pakar manuskrip langka Amerika menerima surat Columbus pada 2011 untuk diperiksa keasliannya, sebab setahun sebelumnya, ia mempelajari surat yang sama di Perpustakaan Vatikan dan mencurigai surat itu palsu.

Menurut pengamatannya, bekas jahitan yang terdapat pada surat tidak sesuai penjilidan. Sedangkan surat Columbus di Amerika -- yang dipelajari pakar tersebut di Vatikan -- memiliki bekas jahitan yang sama dengan bekas penjilidan sampul surat.

Dengan bantuan para agen Departemen Keamanan Dalam Negeri, pakar Vatikan berhasil membuktikan bahwa surat asli Columbus telah dijual ke makelar buku New York oleh Marino Massimo De Caro. Departemen Keamanan Dalam Negeri AS menyebut De Caro sebagai "pencuri buku Italia paling berbahaya."

De Caro sedang menjalani hukuman penjara selama 7 tahun di Italia karena mencuri sekitar 4 ribu buku dan manuskrip kuno dari berbagai perpustakaan Italia dan koleksi pribadi.

Surat asli tersebut dibeli oleh mendiang kolektor AS, David Parsons, pada 2004 seharga $875 ribu. Setelah penyelidikan, janda Parsons bersedia mengembalikan surat tersebut kepada perpustakaan Italia.

Bila dijual, surat itu sekarang berharga US$1,2 juta, kata para pejabat yang menghadiri upacara penyerahan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya