Akhir Hayat Pemimpin Sekte 'Kiamat' Jepang, Mati Dihukum Gantung

Shoko Asahara, pemimpin sekte 'kiamat' dieksekusi di sebuah rumah tahanan di Tokyo, Jepang.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 06 Jul 2018, 14:22 WIB
Diterbitkan 06 Jul 2018, 14:22 WIB
Pemimpin anggota sekte kiamat Aum Shinrikyo, Shoko Asahara. (AFP)
Pemimpin anggota sekte kiamat Aum Shinrikyo, Shoko Asahara. (AFP)

Liputan6.com, Tokyo - Pemimpin anggota sekte 'kiamat' Aum Shinrikyo, yang melakukan serangan gas saraf mematikan di bawah tanah Tokyo, Jepang pada tahun 1995 dihukum mati. Shoko Asahara dieksekusi di sebuah rumah tahanan di sana pada Jumat pagi, dan proses tersebut sudah dikonfirmasi oleh Kementerian Kehakiman.

Serangan sarin adalah insiden teror terburuk Jepang yang menewaskan 13 orang dan melukai ribuan lainnya.

Seperti dikutip dari BBC, Jumat (6/7/2018), hukuman mati Shoko Asahara telah ditunda beberapa kali sampai semua terpidana telah menyelesaikan pengajuan banding terakhir pada Januari lalu.

Shoko Asahara dan para pengikutnya juga dituduh melakukan beberapa pembunuhan lain dan serangan gas sarin sebelumnya pada tahun 1994, yang menewaskan delapan orang dan menyebabkan 600 orang terluka.

Mengapa eksekusi ini begitu tertunda?

Di Jepang, hukuman mati tidak akan dilakukan sampai vonis akhir terhadap semua tertuduh dan antek final, tanpa ada banding yang tertunda. Proses tersebut rampung pada Januari.

Sejak moratorium efektif berakhir pada tahun 2010, Jepang telah mengeksekusi sebanyak delapan orang setiap tahun.

Hukuman mati hanya digunakan untuk kasus pembunuhan serius dan dilakukan dengan cara digantung.

Serangan 23 Tahun Silam

Insiden serangan gas sarin itu terjadi pada 20 Maret 1995.

Anggota sekte itu melepaskan sarin di kereta bawah tanah di ibu kota Jepang. Mereka meninggalkan kantong-kantong berisi racun saraf cair di jalur kereta yang melalui Tokyo.

Para saksi menggambarkan melihat paket yang bocor, dan segera setelah itu mereka merasakan asap yang menyengat di mata mereka.

Racun itu menyerang korban dalam hitungan detik, membuat mereka tersedak dan muntah, sebagian buta dan lumpuh. Tiga belas orang meninggal.

Pada bulan-bulan berikutnya, para anggota sekte melakukan beberapa upaya melepaskan hidrogen sianida di berbagai stasiun. Namun hal itu gagal.

Serangan itu mengejutkan Jepang, negara yang membanggakan dirinya dengan tingkat kejahatan yang rendah dan kohesi sosial.

Sejumlah anggota Aum menghadapi persidangan atas serangan itu - 13 orang dijatuhi hukuman mati, termasuk Asahara.

Enam lainnya menjalani hukuman seumur hidup.

 

Saksikan juga video berikut ini:

 

Sekilas Tentang Sekte Sesat

Ilustrasi wanita Jepang (iStockphoto)
Ilustrasi Jepang (iStockphoto)

Aum Shinrikyo yang biasa disingkat Aum tersebut memiliki arti harfiah 'Kebenaran Tertinggi'.

Berawal pada 1980 sebagai kelompok spiritual yang mencampurkan kepercayaan Hindu dan Buddha, Aum kemudian mendalami unsur nubuat Kristen apokaliptik.

Pendiri sekte Aum yang bernama Shoko Asahara mendeklarasikan dirinya sebagai penganut Kristen maupun Buddha.

Kelompok tersebut mendapat pengakuan resmi sebagai organisasi keagamaan pada 1989 di Jepang. Pendirinya, Asahara, mencari pengikut dengan mengisi seminar di beberapa universitas dan menulis buku.

Puncaknya, ia memiliki hingga 10 ribu pengikut di seluruh dunia. Banyak dari pengikutnya di Jepang merupakan mahasiswa dari universitas elite.

Namun perlahan-lahan kelompok tersebut berubah menjadi sekte yang memiliki ketakutan berlebih terhadap kiamat. Mereka mengungkapkan bahwa dunia akan berakhir pada Perang Dunia III dan hanya mereka yang dapat bertahan.

Sekte tersebut juga makin sering menggunakan kekerasan, melakukan penculikan, dan membunuh lawannya hingga menggunakan senjata kimia maupun biologis untuk menyerang.

Aksi dari sekte Aum yang paling terkenal adalah peristiwa di stasiun kereta bawah tanah Kasumigaseki, Tokyo, Jepang pada 20 Maret 1995.

Kelompok tersebut melakukan serangan gas beracun sarin di lokasi yang tengah ramai pada jam sibuk.

Atas aksi sadis yang dilakukan kelompok tersebut, 13 orang dilaporkan tewas dan lebih dari 5.000 lainnya dirawat di rumah sakit.

Pada beberapa bulan selanjutnya, sekte tersebut diketahui melakukan beberapa usaha melepaskan gas hidrogen sianida di beberapa stasiun. Untungnya, aksi tersebut gagal.

Peristiwa tersebut sangat mengejutkan. Pasalnya Jepang dikenal memiliki angka kriminal yang rendah. Hal tersebut juga memunculkan pertanyaan mengapa pihak kepolisian gagal untuk menyelidiki aktivitas kelam kelompok tersebut.

Beberapa anggota Aum pun harus menghadapi hukuman, 13 di antaranya dikenakan hukuman mati, termasuk pendirinya Asahara.

Seorang anggota sekte tersebut juga dipenjara pada 2014 atas tuduhan penculikan seorang pria berusia 68 tahun dan keterlibatannya atas dua serangan bom.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya