Diserbu Ninja yang Melamar Kerja, Pemerintah Kota Iga di Jepang Kewalahan

Dengan mengenakan pakaian serba hitam, para ninja tersebut berbondong-bondong menyerbu kantor pemerintah Jepang.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Jul 2018, 15:05 WIB
Diterbitkan 28 Jul 2018, 15:05 WIB
Ilustrasi Ninja
Ilustrasi ninja. (iStock)

Liputan6.com, Tokyo - Pemerintah kota Iga di Jepang Tengah kewalahan untuk menolak ratusan ninja yang melamar pekerjaan. Para ninja tersebut mendaftarkan diri untuk menjadi pembunuh tradisional: berpakaian serba hitam, bersenjatakan sebilah samurai dan menerkam sasarannya tanpa diketahui.

Kehebohan itu dimulai minggu lalu, ketika wartawan National Public Radio (NPR) --organisasi media non-profit yang didanai secara pribadi dan didanai publik dan berbasis di Washington-- melaporkan bahwa Jepang sedang kekurangan pekerja karena menurunnya tingkat kelahiran di negara itu.

Laporan tersebut mengutip pernyataan Wali Kota Iga, Sakae Okamoto, yang mengatakan bahwa kekurangan tenaga kerja di Negeri Sakura menghambat usaha otoritas setempat untuk membangun museum kedua yang dipusatkan pada kehidupan para ninja. Demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia, Jumat (27/7/2018).

Selain kurangnya pekerja bangunan, kota Iga juga membutuhkan orang-orang yang bisa berperan sebagai ninja untuk lebih meyakinkan pengunjung nantinya, sebab Iga terkenal karena menjadi kota asal sebuah klan ninja ternama.

Walaupun laporan radio itu menyebutkan para ninja bisa mendapat gaji sampai US$ 85.000 (Rp 1,2 miliar), tapi tidak disebutkan bahwa kota Iga memang sedang mencari ninja untuk dipekerjakan di Jepang.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

Salah Profesi?

Ilustrasi Ninja
Ilustrasi ninja. (iStock)

Pemberitaan NPR itu kemudian merebak di media sosial dan sejumlah agensi berita lainnya, yang tidak menjelaskan jenis pekerjaan apa yang diperlukan.

Para pejabat kota Iga menerima 115 email dari para ninja yang menawarkan diri dan bertanya kapan mereka bisa mulai bekerja. Surat-surat lamaran itu datang dari banyak negara termasuk Italia, India, Ekuador dan juga Amerika.

Menanggapi desas-desus ini, pemkot segera memasang pernyataan dalam berbagai bahasa pada situs webnya. Mereka menjelaskan bahwa kota itu tidak akan menyewa ninja untuk membunuh, tapi untuk menjadi penarik perhatian para turis yang berkunjung ke kota Iga.

Selain punya museum ninja yang pertama di dunia, kota Iga juga punya beberapa toko yang menyewakan pakaian ninja dan mengadakan pesta ninja tiap tahun. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya