Liputan6.com, Istanbul - Seorang warga negara Arab Saudi, yang merupakan jurnalis surat kabar Amerika Serikat The Washington Post, tidak terlihat lagi sejak ia memasuki konsulat Saudi di Istanbul, Turki awal pekan ini.
Kejadian hilangnya Khashoggi bermulai pada Selasa 2 Oktober 2018 ketika ia memasuki Konsulat Saudi di Istanbul untuk mendapatkan dokumen-dokumen bagi pernikahannya, demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia (6/10/2018).
Advertisement
Baca Juga
Tunangannya mengatakan ia menunggu di luar konsulat, tetapi Khashoggi tidak pernah keluar dari gedung itu.
Ia lantas melaporkan tentang hilangnya Khashoggi.
Merespons, pemerintah Turki segera memanggil Duta Besar Arab Saudi untuk Turki yang berkedudukan di ibukota Ankara.
Berbagai laporan media menyebutkan bahwa duta besar Saudi bertemu dengan deputi menteri luar negeri Turki, Rabu (3/10).
Seusai pertemuan itu, Arab Saudi segera mengeluarkan pernyataan yang berisi bantahan telah menahan Khashoggi.
Sebaliknya, Turki justru mengklaim memiliki informasi meyakinkan bahwa Khashoggi masih ditahan di konsulat Arab Saudi di Istanbul.
Hingga berita ini dimuat, keberadaan Khashoggi masih belum diketahui.
Â
Simak video pilihan berikut:
Ditahan Karena Bersikap Kritis kepada Saudi?
Sebagai catatan, Jamal Khashoggi --warga negara Saudi dan kontributor harian untuk The Washington Post--Â mengasingkan diri di Amerika Serikat sejak tahun lalu sewaktu pihak berwenang Saudi melakukan penindakan terhadap para terduga pembangkang.
Khashoggi sendiri adalah salah satu figur yang bersikap sangat kritis terhadap Putra Mahkota Saudi Pangeran Muhammad bin Salman.
"Jika otoritas Saudi diam-diam menahan Khashoggi, ini akan menjadi eskalasi lain dari pemerintahan Pangeran Muhammad bin Salman yang menindas terhadap para pembangkang dan pengkritik yang bersikap damai," kata Sarah Leah Whiteson, direktur Human Rights Watch Timur Tengah.
"Beban pembuktian ada pada Arab Saudi yang harus memberikan bukti atas klaimnya bahwa Khashoggi meninggalkan konsulat sendirian, dan bahwa agen-agen Saudi tidak menahannya."
Hari Jumat (5/10), surat kabar The Washington Post menerbitkan kolom kosong dengan judul "A Missing Voice" sebagai bentuk solidaritas bagi Khashoggi.
Tunangannya mengatakan kepada surat kabar itu bahwa Khashoggi "sebelumnya sempat khawatir untuk pergi ke konsulat Saudi di Istanbul."
Ia mengatakan, "Bagaimana bisa nyaman apabila ia tidak disukai oleh negaranya?"
Advertisement